Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejumlah Pihak Desak PM Inggris Mundur Meski Sudah Minta Maaf

Sejumlah pihak mendesak PM Inggris Boris Johnson untuk mundur dari jabatannya setelah melakukan pelanggaran aturan Covid-19 karena menghadiri pesta saat lockdown.
PM Inggris Boris Johnson berjalan di luar kediamannya di Downing Street, London, Inggris, Rabu (18/8/2021)./Antara
PM Inggris Boris Johnson berjalan di luar kediamannya di Downing Street, London, Inggris, Rabu (18/8/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan petinggi Partai Konservatif meminta PM Inggris, Boris Johnson untuk mengundurkan diri setelah dia mengaku menghadiri pesta minuman selama masa penguncian (lockdown) Covid-19 pada awal pandemi.

Boris Johnson meminta maaf atas cara dia menangani acara di taman Downing Street pada tahun 2020 dan mengatakan memahami "kemarahan" publik atas hal itu. Anggota kabinet termasuk wakil PM Dominic Raab berkumpul di sekitar Johnson waktu itu.

Pemimpin Partai Konservatif Skotlandia Douglas Ross dan anggota parlemen senior William Wragg serta Caroline Nokes memintanya untuk Mengundurkan diri.

Ross, seorang anggota parlemen dan mengatakan dia memiliki "percakapan yang sulit" dengan Johnson setelah permintaan maaf PM kepada anggota parlemen kemarin.

Dia mengatakan akan menulis surat kepada Komite 1922 sebagai majelis tinggi Partai Konsevatif untuk menyatakan ketidakpercayaannya kepada sang perdanna menteri.

"Dia adalah perdana menteri, pemerintahnya yang memberlakukan aturan ini, dan dia harus bertanggung jawab atas tindakannya," katanya sepefti dikutip BBC.com, Kamis (13/1/2022).

Jika 54 anggota parlemen Konservatif yang tidak duduk di pemerintahan (backbencher) mengirim surat kepada Komite 1922, maka hal itu akan memicu tantangan kepemimpinan atas Johnson.

Para menteri telah mendesak anggota parlemen untuk menunggu hasil penyelidikan atas dugaan pelanggaran aturan Covid di pesta Downing Street oleh pejabat senior Sue Gray, yang menurut mereka akan segera diterbitkan.

Backbencher lainnya, William Wragg, yang memimpin komite terpilih yang berpengaruh, mengatakan posisi perdana menteri "tidak dapat dipertahankan".

"Saya pikir kasus itu tidak harus diserahkan kepada temuan pegawai negeri untuk menentukan masa depan perdana menteri dan siapa yang memerintah negara ini," kata Wragg kepada program PM BBC Radio 4.

Sementara itu, rekan sesama partainya, Caroline Nokes yang memimpin komite Majelis Rendah, mengatakan perdana menteri harus mengundurkan diri sekarang karena dia "merusak seluruh kebanggaan Partai Konservatif".

"Dan saya pikir dia harus keluar sekarang, atau dia pergi dalam waktu tiga tahun untuk ikut pemilihan umum," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper