Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inggris Pastikan Tak Lakukan Pengetatan Covid-19 Pada Perayaan Tahun Baru

Meski varian Omicron Covid-19 kian mengganas di Eropa, namun Inggris menegaskan tidak ada batasan baru untuk menyambut tahun baru dan menegaskan negara itu berbeda dari negara lain.
Ilustrasi pesta kembang api
Ilustrasi pesta kembang api

Bisnis.com, JAKARTA - Meski varian Omicron Covid-19 kian mengganas di Eropa, namun Inggris menegaskan tidak ada pembatasan dalam menyambut tahun baru dan menegaskan negara itu berbeda dari negara lain.

“Tidak akan ada pembatasan Covid-19 lebih lanjut di Inggris sebelum tahun baru," kata Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid seperti dikutip BBC, Selasa (28/12). Akan tetapi kementerian itu menyatakan orang harus tetap berhati-hati dan merayakan tahun baru di luar ruangan jika memungkinkan.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan para menteri akan terus memantau data dan mendesak orang untuk mendapatkan vaksin pertama, kedua atau booster tanpa penundaan.

Sementara itu, baik Inggris maupun Skotlandia melaporkan rekor kasus selama Natal.

Sekitar 113.628 infeksi baru dilaporkan di Inggris pada 25 Desember, 103.558 pada 26 Desember dan 98.515 pada 27 Desember seperti dikutip BBC, Selasa (28/12).

Data sementara untuk Skotlandia untuk tiga hari yang sama menunjukkan ada 8.252 kasus pada Hari Natal, sebanyak 11.030 pada hari berikutnya dan 10.562 pada hari Senin.

Hanya sebagian data Covid untuk Inggris yang telah diterbitkan selama periode Natal dan angka lengkapnya akan dirilis akhir bulan ini.
Sarah Pitt, ahli virologi di University of Brighton, mengatakan kepada BBC bahwa data kasus "mungkin terlalu rendah" karena beberapa alasan. Salah satunya termasuk orang-orang yang cenderung tidak melakukan tes pada Hari Natal dan penundaan pemrosesan data selama musim perayaan.

Menteri Utama Nicola Sturgeon mengatakan peningkatan tajam yang telah diperkirakan dalam kasus di Skotlandia "sekarang terwujud".
Sedangkan Irlandia Utara belum menerbitkan data kasus apa pun sejak Malam Natal dan Wales mencatat 5.335 kasus lainnya pada 26 Desember.

Javid mengatakan pemerintah akan menilai kembali apakah diperlukan lebih banyak tindakan di tahun baru.
Keputusan untuk tidak menerapkan langkah-langkah baru datang beberapa jam setelah perdana menteri diberi pengarahan oleh Kepala Badan Medis Inggris Prof Chris Whitty dan Kepala Penasihat Ilmiah Sir Patrick Vallance.

Hal itu membuat Inggris tidak sejalan dengan Inggris Raya lainnya. Wales telah menerapkan lebih banyak pembatasan, sementara Skotlandia dan Irlandia Utara memperketat aturan untuk hari kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : BBC
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper