Bisnis.com, JAKARTA - Kejadian bencana alam, seperti gempa bumi dan gunung meletus, yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia membuat banyak pakar bergantung pada seismograf.
Apa itu seismograf?
Dilansir dari situs Brittanica pada Senin (27/12/2021), seismograf merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur pergerakan bumi. Alat tersebut terdiri dari sensor pendeteksi gerakan tanah, dan disebut seismometer, yang digabungkan dengan sistem perekaman.
Seismometer sederhana yang peka terhadap gerakan naik-turun bumi dapat dipahami dengan memvisualisasikan beban yang tergantung pada pegas.
Pegas dan beban digantungkan pada kerangka yang bergerak mengikuti permukaan bumi. Saat bumi bergerak, gerakan relatif antara berat dan bumi memberikan ukuran gerakan tanah vertikal.
Jika sistem perekaman dipasang, seperti drum berputar yang dipasang pada bingkai dan pena yang dipasang pada massa, gerakan relatif antara berat dan bumi ini dapat direkam untuk menghasilkan sejarah gerakan tanah. Hal tersebut disebut seismogram.
Dengan demikian, bobot cenderung tetap tidak bergerak saat rangka dan drum bergerak. Seismometer yang digunakan dalam studi gempa dirancang untuk sangat sensitif terhadap gerakan tanah. Dengan demikian, gerakan sekecil 1/10.000.000 sentimeter (jarak hampir sekecil jarak atom) dapat dideteksi di lokasi yang sangat sunyi.
Gempa bumi terbesar, seperti gempa berkekuatan 9,1 di Kepulauan Andaman-Sumatera pada 2004, menciptakan gerakan tanah di seluruh bumi yang tingginya bisa beberapa sentimeter.
Sementara itu, seismometer dalam penelitian modern adalah elektronik, dan alih-alih dalam menggunakan pena dan drum, gerakan relatif antara berat dan bingkai menghasilkan tegangan listrik yang direkam oleh komputer.
Dengan memodifikasi susunan pegas, berat dan rangka, seismometer dapat merekam gerakan ke segala arah. Seismometer juga biasanya merekam gerakan tanah yang disebabkan oleh berbagai sumber alam dan buatan manusia, seperti pohon yang tertiup angin, mobil dan truk di jalan raya, dan ombak laut yang menghantam pantai .
Seismograf sejati pertama, menurut seismolog Italia, diciptakan pada tahun 1875 oleh fisikawan Italia Filippo Cecchi.
Perkembangan seismograf terjadi pesat pada tahun 1880 ketika fisikawan Skotlandia Sir James Alfred Ewing, insinyur SkotlandiaThomas Gray, dan ahli geologi Inggris lainnya seperti John Milne, yang bekerja di Jepang pada saat itu, mulai mempelajari gempa bumi.
Setelah gempa bumi hebat yang terjadi di Yokohama, dekat Tokyo, pada masa itu, mereka mengorganisir Masyarakat Seismologi Jepang.
Di bawah naungannya berbagai perangkat, cikal bakal seismograf hari ini, ditemukan. Di antara instrumen yang dibangun pada periode itu adalah seismograf pendulum horizontal Milne yang terkenal.
Milne berhasil menggunakan seismograf itu untuk merekam beberapa gempa di Jepang. Kemudian, setelah kembali ke Inggris, ia mendirikan jaringan seismografi kecil di seluruh dunia menggunakan instrumen tersebut.
Meskipun seismograf awalnya dirancang untuk menemukan lokasi gempa bumi alami, ternyata seismograf juga memiliki banyak kegunaan lain, seperti eksplorasi minyak bumi, penyelidikan kerak bumi dan lapisan bawah, dan pemantauan aktivitas gunung berapi.