Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset, Ini Profilnya

Empat profesor yang dilantik menyampaikan orasi ilmiahnya pada hari ini.
Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)/Antara
Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA-Empat profesor riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi dikukuhkan oleh Majelis Profesor Riset pada Kamis (23/12/2021).

Keempat profesor riset baru tersebut, antara lain Profesor Irtanto dari Balitbangda Provinsi Jawa Timur dan Profesor Agus Haryono dari Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik.

Kemudian Profesor Siswanto dari Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Humaniora, dan Profesor Muhammad Rokhis Khomaruddin dari Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa.

Dalam orasinya, Profesor ke-626, Irtanto dari bidang politik menjelaskan perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi telah melahirkan otonomi daerah.

Otonomi daerah diharapkan dapat memelihara hubungan yang serasi, baik antara pusat dan daerah maupun antardaerah sehingga dapat meningkatkan pembangunan daerah dan kinerja birokrasi pelayanan publik.

“Namun, dalam pelaksanaannya, otonomi daerah justru menimbulkan berbagai konflik antar daerah otonom kabupaten/kota dan konflik internal daerah otonom,” ujar Irtanto dalam orasinya yang disiarkan di Channel Youtube BRIN, Kamis (23/12/2021)

Profesor ke-627, Agus Haryono Bidang Kimia Makromolekul, dalam orasinya menjelaskan, isu permasalahan sampah yang timbul akibat dari pemakaian plastik yang tidak ramah lingkungan.

Fenomena mikroplastik yang mencemari lautan Indonesia mengakibatkan juga cemaran terhadap biota laut yang bersifat karsinogen menjadikan bukti pentingnya pengembangan kemasan ramah lingkungan.

“Minyak kelapa sawit dan biomassa sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku biopolimer, biokomposit, dan bioaditif. Melalui proses modifikasi struktur makromolekul yang tepat, aplikasi menjadi optimal pada kemasan, dan pelapis yang ramah lingkungan,” kata Agus.

Sedangkan Profesor ke-628, Siswanto pakar bidang Ilmu Politik menyampaikan orasi masalah perubahan kebijakan luar negeri AS dalam sengketa Irian Barat. Dia menyoroti, sengketa tersebut berubah dari pasif netral menjadi aktif mediasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

“Faktor internal adalah rekomendasi para elite dan pergantian pejabat di era Presiden Kennedy. Faktor eksternal adalah meningkatnya eskalasi konflik Irian Barat pada awal tahun 1962 sehingga berpotensi menjadi perang terbuka dan masuknya pengaruh Uni Soviet ke Indonesia,” kata Siswanto.

Profesor ke-628, Muhammad Rokhis Khomaruddin pakar Bidang Teknologi Penginderaan Jauh Dan Geomatika, menyampaikan orasi tentang deteksi permasalahan lingkungan difokuskan pada pemanfaatan data penginderaan jauh yang selanjutnya dapat digunakan untuk mitigasi bencana.

Dengan dukungan teknologi, riset model simulasi perubahan lingkungan juga dapat memecahkan masalah akurasi dan uncertainty dapat diselesaikan.

“Hasil model simulasi berbasis penginderaan jauh tidak hanya dapat memperkirakan potensi bencana di masa mendatang, tetapi dapat juga memperkirakan penyebab terjadi bencana dan memperkirakan potensi jumlah korban jiwa terhadap suatu bencana,” ujar Rokhis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper