Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sosiolog : Audit LSM oleh Pemerintah Rentan Jadi Audit Politik

Rencana Kemenko Bidang Maritim dan Investasi untuk mengaudit Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan hal yang tidak perlu dilakukan dan apabila nekat dilakukan justru akan memperburuk citra pemerintah.rnrn 
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan kepada wartawan usai menjalani klarifikasi terkait laporannya terhadap Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti di Polda Metro Jaya, Senin (27/9/2021)./Antara
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan kepada wartawan usai menjalani klarifikasi terkait laporannya terhadap Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti di Polda Metro Jaya, Senin (27/9/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) dan pengajar sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Robertus Robet mengatakan rencana Kemenko Bidang Maritim dan Investasi untuk mengaudit Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan hal yang tidak perlu dilakukan.

Apabila audit LSM atau non-government organization (NGO) tersebut dilakukan, justru akan memperburuk citra pemerintah.

Menurut Robet, lazimnya, audit terhadap lembaga itu dilakukan oleh pemberi dananya atau donornya. Hal itu dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerima donor. Rata-rata, kata Robet, LSM atau NGO besar itu selalu diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terpercaya.

"LSM ini kan klaimnya, bekerja untuk masyarakat. Kepercayaan publik itu auditornya. Lagi pula biasanya mereka diaudit. Minta saja mereka membuka laporan keuangannya yang sudah diaudit KAP, bukan pemerintah yang mau mengauditnya. Itu mekanismenya. Jadi pemerintah tidak usah repot keluarkan anggaran sendiri," jelas Robet

LSM yang membuka anggaran keuangannya, kata Robet, akan mendapatkan trust juga dari masyarakat. Pasalnya, hal itu akan memperlihatkan LSM tersebut bersih dan transparan.

Terkait dengan alasan Menko Marves Luhut B. P. mengaudit anggaran LSM untuk memerangi narasi atau berita yang tidak benar, Robet meminta kedua belah pihak untuk berdiskusi secara terbuka untuk membuka data masing-masing.

"Ini kan awalnya persoalan deforestasi, yang mana LSM lingkungan melihat kerusakan alam dan hutan semakin gundul, sementara pemerintah berkata tidak. Jadi, ini dasar pijakannya bukan masalah audit, tapi konfirmasi, verifikasi dan buka data antara versi pemerintah dan versi LSM lingkungan. Ini soal krisis iklim dan masa depan lingkungan kita sendiri," kata Robet.

Robet khawatir, jika sebentar-bentar ada tindakan sepihak dari pemerintah, itu akan membuat demokrasi di Indonesia  mundur ke masa Orba yang ada sensor, pembubaran dan lain-lain. Hal itu kata Robet, dinamakan audit politik yang membatasi ruang gerak dan kritisisme masyarakat.

Menurutnya, dalam iklim demokrasi yang sehat itu ada dialog. Jika LSM datanya sama dengan pemerintah, sambung Robet, itu  justru aneh dan menjadikannya LSM pelat merah. "Justru kehadiran LSM, pers dan komunitas di luar pemerintah itu menyuarakan suara, data dan fakta dari arus bawah, alternatif sebagai pertimbangan kebijakan," jelasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Kemenko Marves Jodi Mahardi praktik audit LSM merupakan hal lumrah di tataran berorganisasi internasional dan bagian dari transparansi kepada masyarakat. Hal tersebut kata Jodi untuk menjaga kedaulatan negara dari intervensi asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Wahyu Arifin
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper