Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu RI Dorong Negara Besar Berbagi Vaksin Secepat dan Sebanyak Mungkin

Menlu RI Retno Marsudi khawatir dunia tidak akan bisa keluar dari pandemi Covid-19 bersama-sama
Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi saat menyampaikan keterangan pers terkait hasil pertemuan KTT Ke-37 Asean di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 14 November 2020 - Youtube Sekretariat Presiden
Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi saat menyampaikan keterangan pers terkait hasil pertemuan KTT Ke-37 Asean di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 14 November 2020 - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri sekaligus Co-Chair Covax AMC Engagement Group, Retno Marsudi menegaskan pentingnya untuk berbagi vaksin Covid-19 sebanyak dan sesegera mungkin.

“Berbagilah sebanyak dan secepat mungkin. Jika itu tidak dilakukan, target WHO untuk memvaksinasi 40 persen populasi setiap negara pada akhir 2020 dan 70 persen populasi pada pertengahan 2022 tidak akan tercapai. Saya khawatir dunia tidak akan bisa keluar dari pandemi bersama-sama," kata Menlu dalam pertemuan Covid-19 Ministerial Conference, dikutip dari laman Kemenlu, Rabu (10/11/2021).

Menurutnya, pengadaan vaksin Covid-19 merupakan tantangan jangka pendek yang harus dipenuhi oleh dunia.

Sementara itu, untuk jangka menengah dan panjang, Menlu menekankan pentingnya dua hal yakni penguatan tata kelola kesehatan global dan penguatan dukungan pendanaan kesehatan bagi negara berkembang.

Penguatan tata kelola kesehatan dapat dilakukan dengan mempertahankan peran sentral WHO dalam mengoordinasikan aksi-aksi kesehatan global, dan memastikan WHO memperoleh pembiayaan yang diperlukan untuk menjalankan mandatnya.

“Traktat pandemi baru diharapkan membantu memastikan kesiagaan pandemi di level politis tertinggi, memastikan distribusi solusi medis yang berkeadilan, serta memperkuat kerja sama internasional dalam deteksi dini dan berbagi informasi,” ujarnya.

Menlu Retno juga menekankan penguatan dukungan pendanaan kesehatan bagi negara berkembang agar dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi pandemi berikutnya.

Menurut Menlu, diperlukan mekanisme pembiayaan global baru yang didukung negara donor dan lembaga keuangan internasional.

Dengan demkian, sebagai Presiden G20 pada tahun 2022, Indonesia meminta dukungan terhadap G-20 Joint Finance-Health Task Force dalam merancang modalitas mekanisme tersebut.

“Mekanisme ini akan membawa manfaat bagi kita semua. Hanya dengan begitu kita dapat pulih bersama dengan lebih kuat. Recover Together, Recover Stronger," kata Retno.

Pada pertemuan tersebut, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengangkat tentang kebutuhan 550 juta dosis vaksin hanya untuk tahun ini, agar dapat mengimplementasikan vaksinasi global.

Dukungan masyarakat internasional dibutuhkan untuk berbagi vaksin, meningkatkan kapasitas produksi vaksin lokal, serta mendukung pendanaannya.

Dirjen WHO juga mengangkat pentingnya memperkuat tata kelola kesehatan global dan komitmen politik seluruh negara diperlukan untuk mendukung kesuksesan pembentukan instrumen hukum baru terkait pandemi.

Retno juga menyampaikan bahwa pesan serupa juga diangkat oleh para Menlu yang hadir dalam pertemuan itu dimana menggarisbawahi pentingnya akses yang merata terhadap vaksin dan peningkatan kapasitas produksi vaksin negara berkembang.

Selain itu, disampaikan juga dukungan terhadap pembentukan mekanisme pembiayaan kesehatan baru, penguatan kerja sama penelitian dan inovasi, dan penguatan multilateralisme dalam mengantisipasi pandemi berikutnya.

Adapun, Covid-19 Ministerial Meeting merupakan pertemuan terbatas yang diselenggarakan Pemerintah AS, sebagai tindak lanjut pertemuan Global Covid Summit pada September 2021 yang dipimpin Presiden Biden.

Pertemuan dihadiri 28 menteri dan perwakilan organisasi internasional dari berbagai negara, termasuk Dirjen WHO, Presiden World Bank, dan Managing Director IMF, dan dipimpin oleh Menlu AS, Antony Blinken.

Pertemuan mengambil tema Global Direction and Building the Capacity We Need: Creating platforms to sustain financing, regional collaboration, and political leadership.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper