Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksinasi Booster Covid-19 Jadi Berbayar? Ini Kata Menkes

Vaksinasi booster di Indonesia direncanakan akan dimulai jika 50 persen penduduk sudah mendapatkan 2 dosis suntikan vaksin Covid-19.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021)./Antara
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi booster atau suntikkan dosis ketiga vaksin Covid-19 yang rencananya dilaksanakan pada tahun depan tidak gratis alias berbayar.

Dia mengatakan biaya vaksinasi booster akan gratis hanya kepada warga yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.

Dia mengatakan biaya vaksinasi booster yang akan ditanggung oleh negara hanya untuk peserta PBI BPJS Kesehatan. Selain PBI, maka peserta BPJS Kesehatan lainnya harus membayar untuk vaksinasi booster.

"Jadi mohon maaf bapak ibu anggota DPR yang memang penghasilannya cukup nanti kita minta bayar sendiri,” kata Budi di rapat kerja Komisi IX DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (8/11/2021).

Budi mengatakan masyarakat yang masuk katagori vaksinasi booster berbayar bisa memilih jenis vaksin yang mau disuntikkan. “Nanti akan dibuka [masyarakat] boleh pilih mau [vaksin] yang mana,” imbuhnya.

Budi mengatakan, vaksinasi booster di Tanah Air direncanakan akan dimulai jika 50 persen penduduk sudah mendapatkan 2 dosis suntikan vaksin Covid-19.

Dia memperkirakan, di akhir Desember 2021, sudah ada 59 persen masyarakat yang sudah 2 kali mendapat dosis vaksin Covid-19. Budi mengatakan vaksinasi booster akan diprioritaskan diberikan kepada lansia.

“Memang rencana ke depannya sudah dibicarakan dengan Bapak Presiden adalah ini pertama prioritasnya lansia dulu, karena lansia itu tetap yang berisiko tinggi,” ujarnya.

Dia mengatakan kelompok lanjut usia lebih memiliki risiko tertular SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang lebih tinggi dari kelompok anak.

"Kalau kita lihat risiko paling tinggi itu orang tua bisa 12 persen, risiko paling rendah itu anak-anak angkanya sekitar di bawah 1 persen, mungkin 0,05 persen," ujarnya.

Menurutnya, apabila dibandingkan dengan risiko kesakitan hingga dirawat di rumah sakit maupun kematian, lansia memiliki risiko lebih tinggi sekitar 20 hingga 30 kali dari anak.

"Di Indonesia sekarang masih lumayan rendah masih 40-50 persen. Memang prioritasnya vaksin yang ada kita berikan ke lansia dulu sampai selesai untuk memastikan mencegah jangan sampai nanti ada kasus kenaikan," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper