Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan terus menggunakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sebagai salah satu strategi dalam mengendalikan pandemi Covid-19.
Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa PPKM digunakan pemerintah pusat untuk mendorong pemerintah daerah tetap berpegang teguh terhadap testing, tracing, dan treatment (3T).
“PPKM itu kan indikatornya adalah respons laju penularan dan kapasitas. Nah di respons laju penularan ada testing dan tracing, berapa test-nya, berapa jumlah tracing yang minimal harus mereka lakukan,” ujar Nadia, Rabu (20/10/2021).
Nadia menuturkan, penerapan PPKM dengan level tertentu akan memacu daerah untuk mempertahankan testing rate dan tracing rate-nya agar bisa terus turun.
Dia menjelaskan bahwa potensi terjadinya gelombang ketiga pada 2022 cukup terbuka jika masyarakat mulai abai terhadap protokol kesehatan. Apalagi, di akhir tahun ini ada perayaan Natal dan tahun baru yang menyebabkan peningkatan mobilitas masyarakat secara bersamaan.
Menurutnya, peningkatan kasus Covid-19 merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Akan tetapi, gelombang 1 dan 2 yang telah terjadi bisa menjadi bekal pelajaran yang digunakan untuk melakukan penanganan lebih baik.
Baca Juga
“Gelombang 3 itu adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi. Peningkatan kasus bisa terjadi, tapi kita tidak berharap setinggi apa yang terjadi di Juli 2021. Artinya, dengan persiapan di hilir, peningkatan kasus itu masih bisa kita tangani dengan baik,” kata Nadia.
“Tentunya kita berharap kalaupun terjadi peningkatan kasus, kita terus berusaha untuk membatasi mobilitas, kalau memang tingkat mobilitas sudah sangat tinggi pada level yang nanti akan menyebabkan virus itu akan cepat sekali tersebar di dalam masyarakat, itu yang tentunya akan diupayakan.”
Dalam kesempatan itu, Nadia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, sebab pandemi Covid-19 belum berakhir.
“Kita masih harus tetap waspada. Kita ingin tetap pada kondisi ini, karena kita semua sudah lelah dengan kondisi pandemi Covid-19 yang terus-menerus ini. Protokol kesehatan tidak boleh kendor, malah harus disiplin supaya mencegah terjadinya peningkatan kasus,” ujar Nadia.