Bisnis.com, JAKARTA – Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) menilai penting bagi setiap peserta Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, baik atlet hingga panitia untuk melakukan tes secara lebih masif sebelum pulang ke daerahnya masing-masing
Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Andree Surianta menuturkan tes para peserta PON sebelum pulang menjadi penting untuk menjaga dan antisipasi keadaan untuk meminimalisir penularan kasus ke luar Provinsi.
“Jangan sampai PON menjadi bibit kasus baru. Sebaiknya para peserta ini pun dikarantina waktu pulang ke daerah masing-masing dan menjalani tes PCR lagi sebelum keluar dari karantina,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (12/10/2021).
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa penting agar penyelenggara mengurangi mobilitas dan kerumunan hingga menjelang usainya PON XX. Adapun, olimpiade Tokyo dapat menjadi rujukan penyelenggaraan event nasional tersebut.
“Olimpiade Tokyo, misalnya, tidak boleh ada penonton, tetapi PON masih boleh ditonton, meskipun kapasitas dibatasi. Jadi opsi diperketat seperti Olimpiade Tokyo bisa ditempuh,” katanya
Menurutnya, mobilitas keluar atau masuk area yang menjadi tuan rumah PON juga sebaiknya diperketat, misalnya dengan melakukan tes di tempat dengan menggunakan rapid antigen.
Baca Juga
Selain itu, dia melanjutkan upaya tracing perlu diperkuat. Pemerintah perlu sesegera mungkin mencari yang tertular dan mengisolasi mereka supaya jangan terjadi penyebaran lebih lanjut.
“Testing untuk para peserta PON juga perlu dilakukan sebelum mereka pulang dari Papua untuk memastikan jangan sampai terjadi impor domestik saat mereka pulang ke daerah masing,” katanya.
Terakhir, Andree mengatakan Vaksinasi di Papua juga sangat perlu digencarkan. Penyebabnya, saat ini Papua masih termasuk terendah dalam cakupan vaksinasinya.
“Kalau sampai terjadi ledakan kasus, kapasitas fasilitas kesehatan di sana sangat terbatas sehingga bisa kolaps,” ujarnya.