Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Abdul Qadeer Khan, Bapak Nuklir Pakistan Meninggal Dunia

Abdul Qadeer meninggal pada usia 85 tahun setelah berjuang melawan Covid-19 di rumah sakit di Islamabad.
Tentara Pakistan berbincang di dekat bendera Pakistan yang berkibar di penjara Karachi, Pakistan, Jumat (23/8/2013)./Reuters-Akhtar Soomro
Tentara Pakistan berbincang di dekat bendera Pakistan yang berkibar di penjara Karachi, Pakistan, Jumat (23/8/2013)./Reuters-Akhtar Soomro

Bisnis.com, JAKARTA - Ilmuwan senjata nuklir asal Pakistan yang dituduh menyelundupkan teknologi ke Iran, Korea Utara, dan Libya, Abdul Qadeer Khan meninggal dunia pada Minggu (10/10/2021).

Dilansir dari France24, Abdul Qadeer meninggal pada usia 85 tahun setelah berjuang melawan Covid-19 di rumah sakit di Islamabad. Dia dipindahkan ke KRL Hospital karena permasalahan paru-paru, seperti diberitakan oleh PTV.

Sebelumnya, dia juga sempat dirawat pada Agustus karena Covid-19, lalu dibolehkan pulang. Namun, kondisinya memburuk.

"Turut berduka atas wafatnya Dr A Q Khan," tulis Perdana Menteri Imran Khan. Dia menjelaskan bagaimana Khan dicintai oleh orang Pakistan karena kontribusinya dalam membuat senjata nuklir nasional.

"Bagi rakyat Pakistan, dia adalah ikon nasional," tambah Imran Khan.

Perdana Menteri mengatakan Khan akan dikebumikan di Masjid Faisal di Islamabad seperti keinginannya.

Khan disebut-sebut sebagai pahlawan nasional karena menjadi orang di balik pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir yang pertama di antara negara Islam dan memperkuat pengaruhnnya untuk mengalahkan rivalnya, India.

Namun, dia disebut sebagai pemberontak oleh Barat karena membagi teknologinya dengan negara-negara berbahaya.

Kendati dipuja-puja, Khan terkena tuduhan telah berbagi teknologi dengan Iran, Libya, dan Korea Utara secara ilegal.

Akhirnya, dia terpaksa mengakuinya pada 2004 karena Badan Internasional Energi Atom, pengawas dari PBB memojokinya terlibat pasar atom global gelap.

Meskipun mendapat pengampunan dari penguasa militer negara itu, Pervez Musharraf, dia malah dimasukkan ke dalam tahanan rumah selama lima tahun.

"Saya menyelamatkan negara itu untuk pertama kalinya ketika saya menjadikan Pakistan sebagai negara nuklir dan menyelamatkannya lagi ketika saya mengaku dan melimpahkan kesalahan kepada diri saya sendiri," kata Khan kepada AFP dalam sebuah wawancara pada 2008.

Khan yang lahir di Bhopal di India yang dikuasai Inggris sebelum pemisahan pada 1 April 1936, juga berada terlibat dalam program pengembangan rudal agresif negara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper