Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menilai Indonesia belum memiliki suatu kanal khusus yang membahas kekayaan budaya secara komprehensif.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Makarim mengatakan Indonesia adalah negara pertama di dunia yang memiliki Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) untuk mengukur pemajuan kebudayaan.
Bahkan, Indonesia adalah inovator dalam bidang kebudayaan dengan memiliki IPK sehingga ingin memasukan suatu matriks untuk mengukur berapa majunya kebudayaan.
“Ini artinya betapa pentingnya kebudayaan bagi reputasi, brand, dan harapan ekonomi ke depan. Budaya yang membuat Indonesia unik di mata dunia,” katanya dalam konferensi virtual, Jumat (3/9/2021).
Lebih lanjut, dia menjelaskan IPK dinilai dari beberapa aspek mulai dari warisan budaya, ketahanan budaya, pendidikan, ekonomi budaya, gender, budaya literasi, ekspresi budaya.
Namun, nilai IPK pada 2019 memperlihatkan aspek ekspresi budaya masih rendah yaitu 37,14 persen dari rentang nilai 0 sampai 100. Begitu juga dengan ekonomi budaya di 33,79 persen.
Selain itu, literasi budaya mencapai indeks 59,11 persen. Gender 54,57 persen, Warisan Budaya di angka 43,89 persen.
Sementara itu ketahanan sosial budaya dan pendidikan pendidikan merupakan aspek yang paling tinggi nilainya yang masing-masing mencapai angka 73,55 persen dan 72,49 persen.
“Masih rendahnya ekspresi budaya, ekonomi budaya, dan literasi budaya menjadi tantangan yang harus kita tingkatkan. Kemenrisbudristek mencari ide-ide untuk memastikan bahwa ada suatu sarana dan agregator agar pelaku dan kreator seni punya satu kanal untuk mengekspresikan budaya Indonesia yang bisa dikonsumsi baik lokal hingga mancanegara,” katanya.
Oleh sebab itu, suatu kanal yang terdedikasi untuk kekayaan budaya itu sangat masuk akal dan sangat membantu ke depan. Sebab, bukan hanya menjadi platform bagi masyarakat untuk mengekspresikan kreasi, tetapi menjadi panggung di mana semua orang di dunia bisa melihat kekayaan budaya Indonesia.
“Ini dilakukan juga untuk menarik perhatian budaya lain untuk melirik Indonesia sebagai salah satu pusat budaya dunia. Ini langkah pertama untuk mencapai diplomasi budaya sebagai jembatan budaya ke negara-negara lain agar bisa tampil di panggung dunia,” kata Nadiem.