Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Evaluasi PPKM Level 4: Target Testing dan Vaksinasi Gagal Dicapai

Presiden Jokowi setidaknya telah tiga kali memperpanjang kebijakan PPKM sejak terjadinya lonjakan Covid-19 di Tanah Air akibat merebaknya varian Delta.
Petugas medis mengambil sampel spesimen saat swab test virus corona Covid-19 secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah (Labkesdan) Kota Tangerang, Banten, Senin (6/4/2020)./Antara/Fauzan
Petugas medis mengambil sampel spesimen saat swab test virus corona Covid-19 secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah (Labkesdan) Kota Tangerang, Banten, Senin (6/4/2020)./Antara/Fauzan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan mengumumkan keputusan terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4 apakah akan kembali diperpanjang atau tidak.

Berdasarkan catatan Bisnis, Presiden Joko Widodo (Jokowi) setidaknya telah tiga kali memperpanjang kebijakan PPKM sejak terjadinya lonjakan Covid-19 di Tanah Air akibat merebaknya varian Delta.

Awalnya, Presiden Jokowi mengumumkan kebijakan PPKM Darurat untuk membendung penularan Covid-19 yang berlaku pada 3 Juli hingga 20 Juli 2021 di Jawa dan Bali.

Selanjutnya, Presiden memutuskan untuk memperpanjang PPKM yang selanjutnya disebut PPKM Level 4 di Jawa dan Bali pada 21-25 Juli 2021.

PPKM Level 4 di Jawa-Bali diperpanjang lagi berdasarkan keputusan Presiden Jokowi pada 26 Juli hingga 2 Agustus 2021.

Adapun, perpanjangan PPKM Level 4 yang ketiga diputuskan Presiden Jokowi berlaku tidak hanya di Jawa-Bali, tetapi di kabupaten/kota tertentu pada 3-9 Agustus 2021. Namun, belum diketahui apakah Presiden akan kembali memperpanjang PPKM Level 4 atau mencabut kebijakan tersebut.

Presiden Jokowi sebelumnya menyebut bahwa kasus Covid-19 di Jawa-Bali menunjukkan tren penurunan selama penerapan PPKM Level 4. Namun, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap potensi penularan virus Corona.

"Kita patut bersyukur angka-angka pandemi menunjukkan bahwa di Jawa dan di Bali mulai sedikit menurun dan utamanya di Jakarta," ungkap Presiden Joko Widodo di RS Modular Pertamina Tanjung Duren, Jumat (6/8/2021).

Jokowi mengungkapkan angka-angka keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) mulai menurun dibandingkan dengan data yang dilihatnya setiap hari pada 6-8 pekan lalu.

"Di Wisma Atlet BOR-nya sempat di sekitar 90-an persen. Pagi hari ini tadi saya mendapatkan informasi angkanya sudah berada pada posisi 25 persen BOR nya tetapi juga kita harus tetap waspada hati-hati terus bersiap-siap, jaga-jaga," ujarnya.

Luar Jawa-Bali

Namun, Presiden Jokowi menyayangkan bahwa tren penurunan kasus Covid-19 di Jawa dan Bali tidak dibarengi dengan penurunan kasus di daerah-daerah luar Jawa-Bali.

Presiden menyoroti lima provinsi dengan kenaikan kasus paling tinggi per tanggal 5 Agustus 2021, yaitu Kalimantan Timur dengan 22.529 kasus aktif, Sumatera Utara dengan 21.876 kasus aktif, Papua dengan 14.989 kasus aktif, Sumatera Barat dengan 14.496 kasus aktif, dan Riau dengan 13.958 kasus aktif.

Kemudian pada Jumat (6/8), angka kasus aktif di Sumatera Utara naik menjadi 22.892 kasus, Riau naik menjadi 14.993 kasus aktif, Sumatera Barat naik menjadi 14.712 kasus aktif, sementara kasus aktif di Kalimantan Timur dan Papua mengalami penurunan.

“Hati-hati, ini selalu naik dan turun, dan, yang perlu hati-hati, NTT. NTT hati-hati. Saya lihat dalam seminggu kemarin, tanggal 1 Agustus, NTT itu masih 886 (kasus aktif), tanggal 1 Agustus. (Tanggal) 2 Agustus, 410 kasus baru. Tanggal 3 (Agustus) 608 kasus baru. Tanggal 4 (Agustus) 530 (kasus baru). Tetapi lihat di tanggal 6 (Agustus) kemarin, 3.598 (kasus baru). Yang angka-angka seperti ini harus direspons secara cepat,” kata Jokowi dalam arahannya saat memimpin rapat terbatas tentang evaluasi perkembangan dan tindak lanjut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (7/8/2021).

Untuk merespons situasi tersebut, ada tiga hal yang menurut Kepala Negara penting untuk segera dilakukan. Tiga strategi tersebut juga menjadi faktor penting dalam menurunkan kasus Covid-19 di Jawa-Bali. Pertama, membatasi mobilitas masyarakat.

“Kalau sudah kasusnya gede seperti itu, mobilitas masyarakat harus direm. Yang pertama yang paling penting –ini Gubernur semua harus tahu, Pangdam, Kapolda, semua harus tahu. Artinya mobilitas manusianya yang direm. Paling tidak dua minggu,” jelasnya.

Kedua, Presiden meminta Panglima TNI untuk menggencarkan pengetesan dan penelusuran atau testing dan tracing sehingga mereka yang kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi positif bisa segera ditemukan dan dipisahkan sehingga kasus Covid-19 tidak menyebar luas.

“Respons secara cepat. Karena ini berkaitan dengan kecepatan. Kalau ndak, orang yang punya kasus positif sudah ke mana-mana, menyebar ke mana-mana. Segera temukan. Yang kedua testing dan tracing, sekali lagi, segera temukan. Dites ketemu, di-tracing dia kontak dengan siapa, itu yang kedua,” tegasnya.

Ketiga, Presiden menginstruksikan agar para pasien positif Covid-19 segera dibawa ke tempat isolasi terpusat (isoter). Terkait hal tersebut, Presiden meminta kepala daerah baik gubernur, bupati, maupun wali kota untuk menyiapkan tempat-tempat isolasi terpusat di daerahnya masing-masing dengan memanfaatkan fasilitas umum seperti gedung olah raga, balai, hingga sekolah.

“Saya minta Menteri PUPR juga membantu daerah dalam rangka penyiapan isoter ini. Terutama di daerah-daerah yang tadi saya sebutkan yang segera harus merespons dari angka-angka yang ada. Dan juga libatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pintu utama dalam penanganan pasien. Bisa kalau di Jawa ini ada yang lewat telemedicine tapi kalau enggak, ya lewat telepon pun enggak apa-apa. Ini untuk mengurangi angka kematian yang ada,” paparnya.

Selain tiga hal tadi, Presiden menyebut bahwa kecepatan vaksinasi juga menjadi kunci dalam penanganan Covid-19. Untuk itu, Presiden meminta semua pihak mendukung vaksinasi Covid-19 nasional. Presiden juga meminta para kepala daerah untuk segera menyuntikkan vaksin kepada masyarakat begitu mendapatkan stok vaksin.

“Jangan biarkan vaksin itu berhenti sehari-dua hari, langsung suntikkan kepada masyarakat. Habis, minta (pemerintah) pusat lagi. Jangan ada stok vaksin terlalu lama, baik di dinkes maupun di rumah sakit dan puskesmas. Perintahkan segera semua, segera suntikkan. Karena kecepatan ini juga akan memberikan proteksi pada rakyat kita. Akan saya ikuti terus, angka-angka harian ini,” ujarnya.

Target Testing

Untuk menekan penularan Covid-19, pemerintah terus menggencarkan testing Covid-19 hingga ditargetkan bisa mencapai 400.000 per hari. Namun, selama penerapan PPKM Level 4 pada 3-9 Agustus capaiannya tidak pernah mencapai target yang diinginkan pemerintah.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, pada 3 Agustus spesimen terkait Covid-19 yang diperiksa mencapai 248.226. Kemudian turun menjadi 242.328 pada 4 Agustus 2021.

Spesimen sempat meningkat menjadi 248.556 pada 5 Agustus tapi menurun lagi menjadi 237.556 pada 6 Agustus 2021. Tren penurunan terus berlanjut pada 7 Agustus 235.967 spesimen, 8 Agustus 166.764 spesimen dan 9 Agustus 145.202 spesimen.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan bahwa penurunan jumlah pemeriksaan terjadi kemungkinan karena masih terdapat kekurangan dalam pencatatan dan pelaporan data Covid-19.

“Terkait teknisnya mungkin pihak PHEOC [Public Health Emergency Operating Center] Kemenkes lebih paham apa yang terjadi, kemungkinan masih terdapat kekurangan dalam pencatatan dan pelaporan data Covid-19,” katanya kepada Bisnis, Senin (9/8/2021).

Dia memastikan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan operabilitas data demi penanganan Covid-19 yang efektif dan lebih signifikan dampaknya.

Vaksinasi Covid-19

Tidak hanya target testing saja yang gagal dicapai, target vaksinasi yang sebelumnya dicanangkan Presiden Jokowi bisa mencapai 2 juta dosis per hari di bulan Agustus ini juga belum berhasil dicapai.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, capaian tertinggi vaksinasi selama masa PPKM Level 4 periode 3-9 Agustus hanya berkisar hampir 1 juta dosis per hari. Padahal sebelumnya, Kementerian Kesehatan optimistis target vaksinasi Covid-19 2 juta dosis per hari pada Agustus 2021 tercapai.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku optimistis target tersebut bisa dicapai karena ketersediaan stok vaksin yang terus berdatangan ke Tanah Air.

“Pekan lalu, kita kirim 13 juta dosis ke daerah. Pada Agustus ini kita kedatangan 70 juta lebih dosis vaksin akan datang. Jadi perkiraan kami stok vaksin yang ada di daerah bisa mencapai 80 juta pada bulan Agustus," kata Menkes dalam konferensi pers, dikutip dari YouTube Setpres, Senin (2/8/2021).

Lebih lanjut, Menkes menyampaikan bahwa pada Agustus ini, Indonesia akan kedatangan lebih dari 70 juta dosis vaksin Covid-19. Walhasil, dia memperkirakan stok vaksin di daerah bisa mencapai 80 juta dosis pada bulan ini.

“Jadi kalau 2 juta dosis disuntikkan sehari dikalikan 31 maka totalnya 60 juta dosis vaksin. Masih ada sisa. Jadi Insya Allah target 2 juta vaksin disuntikkan pada bulan ini bisa tercapai,” jelasnya.

Menkes mengakui sempat terjadi kekurangan vaksin di daerah pada akhir Juni, tepatnya minggu ketiga. Saat itu TNI-Polri yang membantu pelaksanaan program vaksinasi berjalan sangat cepat sehingga sempat terjadi kekosongan stok. Namun, dengan pengiriman 13 juta dosis pada pekan lalu, masalah kekurangan vaksin di sejumlah daerah sudah terselesaikan.

Menkes mengungkapkan pada periode Agustus-Desember 2021 tidak kurang dari 300 juta dosis vaksin Covid-19 akan tiba di Indonesia. Dengan demikian, pelaksanaan vaksinasi bisa diakselerasi.

“Mulai bulan Agustus sampai Desember akan datang lebih dari 300 juta dosis vaksin. Itu adalah saatnya kita berkerja keras bersama-sama untuk melakukan vaksinasi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper