Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komedian Pandji Berkisah tentang Melawak di Era Jokowi hingga Kangen SBY

Pandji Pragiwaksonoyang mengawali karirnya sebagai penyiar radio ini memang dikenal dengan materi lawakan politiknya.
Pandji Pragiwaksono/Antara
Pandji Pragiwaksono/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Komika Pandji Pragiwaksono mengaku rindu melawak saat zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam video yang diunggah ke Youtube oleh akunnya pada Rabu (28/7/2021), Pandji mengungkapkan melawak pada zaman SBY lebih leluasa karena tidak ada yang tersinggung ketika melontarkan kelakar bernada kritik terhadap pemerintah.

"Gue enggak menyangka sama sekali, tetapi harus diakui, sebagai pelawak, gue kangen sama zamannya SBY. Zaman-zaman tersebut kita masih bisa menertawakan presiden, menertawakan pemerintahan," tuturnya, sambil menyebut hal yang sama tidak dapat terjadi di era Soeharto.

Pandji yang mengawali karirnya sebagai penyiar radio ini memang dikenal dengan materi lawakan politiknya. Jadi, kerap kali, Pandji menerima komentar pedas dari sejumlah tokoh yang merupakan pendukung pemerintah.

Yang terbaru, mantan Ketua Brisan Relawan Jokowi Presiden Ferdinand Hutahean yang kebakaran jenggot menanggapi obrolan Pandji dengan salah satu podcaster Indonesia, Adriano Qalbi yang mengkritik kinerja Presiden Joko Widodo,

"Kalau gue enggak pernah ngapa-ngapain untuk Indonesia, apakah itu artinya gue enggak boleh tertawa-tawa, bercanda sama teman, enggak boleh menertawakan Indonesia, enggak boleh menertawakan Presiden," ungkapnya.

Hal ini banyak berdampak pada komedian karena tidak dapat menyampaikan materi komedi yang mengkritik akibat malas berurusan dengan pemerintahan.

Namun, dia mengklarifikasi bahwa ini bukan berarti efek dari presidennya sendiri, melainkan fanatisme dari para pendukungnya Jokowi yang disebut Pandji banyak disayangi rakyatnya. Hal ini juga berarti bukan pujian bagi SBY.

"Sosok Pak Jokowi yang beda banget dan kelihatan dekat membuat orang lain terlibat dalam politik. Bukan hanya memilih, tetapi benar-benar supaya orang ini menang sehingga rasa memiliki orang-orang terhadap pemerintahan ini jauh lebih besar daripada sebelumnya," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper