Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengakhiri misi tempur militer AS di Irak pada akhir tahun ini setelah mencapai kesepakatan dengan Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi.
Pada pertemuan dengan pemimpin Irak kemarin, Biden mengatakan, bahwa kerja sama kontra-terorisme AS akan berlanjut dan peran negaranya di Irak akan berurusan dengan pelatihan dan upaya menghadapi dengan ISIS.
Dia mengatakan, pemerintahannya berkomitmen untuk memperkuat kemitraannya dengan Irak dan AS akan mengirimkan vaksin Covid-19 ke negara itu "dengan cepat".
"Peran kami di Irak adalah untuk terus melatih, membantu, dan menangani ISIS saat muncul. Akan tetapi kami tidak akan hadir lagi di zona pertempuran pada akhir tahun ini," kata Biden kepada wartawan seperti dikutip SkyNews.com, Selasa (27/7/2021).
Kesepakatan itu dicapai setelah lebih dari 18 tahun pasukan AS dikirim ke negara itu, kemudian Biden berjanji akanmengakhiri keberadaan pasukan Amerika Serikat di Afghanistan pada akhir Agustus mendatang.
Biden dan Kadhimi bertemu di Ruang Oval untuk pertemuan langsung mereka sebagai bagian dari dialog strategis antara AS dan Irak.
Baca Juga
Saat ini, ada 2.500 tentara AS di Irak yang fokus melawan sisa-sisa ISIS.
Pada tahun 2003, koalisi pimpinan AS menginvasi Irak berdasarkan tuduhan bahwa Presiden Irak saat itu, Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal. Saddam digulingkan dari kekuasaan, akan tetapi senjata tidak pernah ditemukan hingga kini.