Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Denda dan Pidanakan Ratusan Pemrotes Anti-lockdown

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menyebut bahwa aksi protes yang dilakukan ribuan orang dengan melanggar protokol kesehatan adalah sikap yang egois.
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne

Bisnis.com, JAKARTA--Ratusan orang dikenai denda dan puluhan lainnya didakwa di Sydney setelah mereka terlibat unjuk rasa anti-lockdown dan bentrok dengan polisi.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menyebut bahwa aksi protes yang dilakukan ribuan orang dengan melanggar protokol kesehatan adalah sikap yang “egois dan merugikan diri sendiri”.

Dia menambahkan bahwa tindakan itu tidak akan mencapai tujuan dan tidak akan mengakhiri penguncian lebih cepat.

Sedangkan Gubernur New South Wales, Gladys Berejiklian mengatakan dirinya "benar-benar muak" dengan adegan itu. Dia mengatakan: "Mereka hanya menghancurkan hati saya karena orang-orang mengabaikan sesama warga."

Tim penyidik dari kepolisian sekarang menyisir media sosial dan rekaman dari CCTV dan kamera tubuh yang dikenakan polisi untuk mengidentifikasi dan menghukum semua orang yang melanggar perintah tinggal di rumah. Masa pembatasan sekarang memasuki minggu kelima.

Polisi mengatakan bahwa mereka telah menjatuhkan hukuman denda kepada 510 orang dalam 24 jam terakhir seperti dikutip TheGuardian.com, Minggu (25/7/2021).

Sebagian besar daari mereka adalah pelaku aksi protes pada Sabtu kemarin. Sedangkan setidaknya 57 orang telah didakwa atas kerusuhan tersebut, termasuk dua orang karena diduga menyerang kuda polisi.

Menteri urusan kepolisian negara bagian, David Elliott, mengecam aksi protes kemarin dengan mengatakan: "Sydney tidak kebal dari orang bodoh."

Wilayah Sydney sedang berjuang untuk menahan wabah varian Delta yang dimulai di Bondi bulan lalu, di tengah peluncuran vaksinasi yang lamban dan pelanggaran terus-menerus terhadap perintah tinggal di rumah di antara kelompok keluarga. Analisis Guardian Australia menemukan bahwa perlu waktu berbulan-bulan untuk menurunkan angka penyebaran virus tersebut.

Sekitar setengah dari 25 juta orang Australia dikurung di beberapa kota dan negara bagian. Mereka juga marah karena pemerintah federal baru memvaksinasi  kurang dari 13% populasi sejak dimulai pada Februari lalu.

Negara bagian New South Wales melaporkan 141 kasus lagi pada hari ini dan dua orang  meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper