Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Varian Delta, Dokter Relawan Covid-19 Ungkap Sederet Kesulitan yang Dihadapi

Dokter Fajri menambahkan bahwa masyarakat harus tahu kalau sekarang seluruh dunia sedang menghadapi varian baru yang lebih menular.
Ilustrasi - Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif Covid-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu (13/5/2020)./Antara
Ilustrasi - Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif Covid-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu (13/5/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Dokter Relawan Covid-19 Fajri Adda’I mengungkapkan alasan Indonesia bakal sulit sekali menghadapi pandemi, terutama pada sebaran varian baru yang lebih menular.

Dokter Fajri mengatakan bahwa yang terjadi sekarang adalah banyak orang yang salah paham, bahwa PPKM ini pemerintah ingin menyusahkan masyarakat.

“Itu aja yang terpikirkan masyarakat. Saya paham betul bahwa kondisinya, rumah sakit sempat penuh banget, terutama dua minggu lalu, orang antre di jalanan. Tapi masyarakat harus tahu rumah sakit sebanyak apa pun nggak akan bisa terpenuhi karena penularan terlalu cepat,” kata Fajri pada acara diskusi virtual, Jumat (23/7/2021).

Dia menjelaskan misalnya orang yang sakit Covid-19 ada 10.000, dan 5-10 persen butuh rumah sakit. Bayangkan ketika penularannya banyak, lalu ada 1 juta orang yang kena, maka rumah sakit akan penuh dan artinya penularannya harus diputus.

“Ini banyak orang nggak paham, karena mikirnya harus makan harus keluar. Contoh Singapura ada circuit breaker, dan ketaatannya tinggi, sehingga sekarang mereka bisa lebih bebas. Di sini banyak salah paham, jadi disiplin kurang, banyak hoaksnya, dan maunya cepet aja, itu yang kurang dipahami,” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa selama PPKM atau pembatasan apa pun, pemerintah tidak pernah melarang orang untuk bekerja, asal tetap taat protokol kesehatan.

Sementara di tengah masyarakat terjadi dikotomi, kalau mau taat protokol kesehatan berarti tidak boleh kerja atau kalau kerja pasti melanggar protokol kesehatan.

“Kan enggak begitu. Anda boleh jualan, Anda boleh pergi kerja tapi pakai masker. Jadi ada banyak ketidakpahaman dan dialami banyak orang, belum lagi digoreng oleh isu-isu hoaks, apalagi sekarang isunya mengular ke tahun sebelumnya bahwa Covid-19 itu nggak ada, jadi kita mundur lagi. Ditambah lagi sudah lelah,” ungkapnya.

Dokter Fajri menambahkan bahwa masyarakat harus tahu kalau sekarang seluruh dunia sedang menghadapi varian baru yang lebih menular.

“Data terbaru menunjukkan viral load-nya 1.200 kali lebih banyak, inkubasi varian yang baru ini 4 hari menularkan dan bergejala cepat, dibandingkan sebelumnya inkubasinya 7 hari,” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa masalah ini bukan hanya di Indonesia, ini adalah wabah, musibah, dan ujian dari tuhan, di mana semua orang harus belajar. Seluruh dunia pun kasusnya sedang naik lagi, terutama setelah ada pelonggaran usai vaksinasi.

“Mau contoh siapa? Euro kemarin naik loh sehari 50.000, tapi karena mereka vaksinasinya bagus yang meninggal tidak tinggi, dan mereka tetap outbreak lagi, tapi tidak banyak yang harus dirawat. Makanya sekarang kuncinya kebut vaksinasi dan tetap jaga protokol kesehatan kalau mau keluar dari semua ini,” tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper