Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Ma'ruf Minta Tes Antigen Jangan Terlalu Banyak, Mengapa?

Selain terkait penggunaan tes antigen, Wapres Ma'ruf Amin juga menyoroti rendahnya penyerapan anggaran terkait Covid-19 di Jawa Timur.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat mengisi diskusi ekonomi dan perbankan syariah di era new normal / Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat mengisi diskusi ekonomi dan perbankan syariah di era new normal / Setwapres

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Gubernur Jawa Timur agar tidak terlalu mengandalkan tes antigen lantaran dinilai tidak terlalu efektif sehingga menyebabkan positivity rate rendah.

Hal tersebut disampaikan Wapres saat memberikan arahan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Rabu (21/7/2021). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga turut hadir dalam pertemuan virtual tersebut.

"Penggunaan antigen dan PCR, sebenarnya antigen kalau saya amati positivity rate-nya rendah, supaya jangan terlalu banyak antigennya," kata Wapres.

Seperti diketahui, Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kematian akibat Covid-19 tertinggi yakni mencapai 16.865 orang. Jawa Timur juga mencatatkan kasus harian sebesar 3.859 pada Rabu (21/7), tertinggi ke-4 secara nasional.

Setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di wilayah Jawa - Bali dan beberapa daerah lainnya selama 2 pekan masih memperlihatkan angka positivity rate kasus Covid-19 di Jawa Timur yang cukup tinggi yakni 39,24 persen, jauh di atas standar World Health Organization (WHO) yakni 5 persen

Selain terkait penggunaan tes antigen, Wapres juga menyoroti rendahnya penyerapan anggaran terkait Covid-19 di Jawa Timur. "Saya minta betul-betul dipacu," ujarnya.

Wapres juga meminta kepada Khofifah agar mengatur para pedagang kaki lima dengan pendapatan harian agar tetap dapat berdagang dengan protokol kesehatan yang ketat.

Dalam kesempatan yang sama, Khofifah mengungkapkan kondisi keterisian ICU berada di kisaran 84 persen dan isolasi biasa 82 persen.

Hal tersebut disebabkan oleh dua kemungkinan, yaitu efek dari pembatasan, banyak warga KTP Jatim yang sudah berdomisili di daerah lain, atau yang bergejala ringan ke sedang lebih memilih untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper