Bisnis.com, JAKARTA—Argentina menjadi negara kelima di Amerika Latin yang melampaui 100.000 kematian terkait Covid-19 setelah negara tersebut mengalami lonjakan kasus virus Corona yang telah membebani jaringan layanan kesehatan dan memperburuk krisis ekonomi yang mengerikan.
Kementerian Kesehatan Argentina kemarin menyatakan bahwa negara itu mencatat 614 kematian baru selama 24 jam terakhir.
Argentina, yang tengah memerangi krisis kesehatan dan ekonomi, sekarang melaporkan 100.250 kematian akibat virus Corona dan 4,7 juta kasus sejak pandemi dimulai, menurut data Universitas Johns Hopkins.
Negara itu telah menjadi salah satu negara yang paling terpukul di Amerika Latin, tetapi rata-rata kasus harian turun sejak mencapai puncaknya bulan lalu dan hunian tempat tidur ICU turun, meskipun masih di atas 60 persen secara nasional.
Kepala Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO), Carissa Etienne memperingatkan bahwa "infeksi sekali lagi meningkat" di negara itu.
“Kasus Covid-19 meningkat ketika rasa puas diri muncul. Kita semua lelah, tetapi setelah mengalami puncak infeksi berturut-turut di lokasi yang sama, kita harus memutus siklus ini dengan mengambil langkah kesehatan masyarakat secara dini dan konsisten,” kata Etienne dalamjumpa pers mingguan seperti dikutip Aljazzeera.com, Kamis (15/7/2021).
Baca Juga
Pemerintah Argentina menerapkan kembali langkah-langkah penguncian awal tahun ini di tengah gelombang infeksi kedua yang sangat tinggi meski beberapa di antaranya telah dibatalkan. Pengetatan terutama dilakukan pada kedatangan orang dari luar negeri di perbatasan dalam upaya untuk mencegah varian virus menular.
“Setiap nyawa yang hilang merupakan penyesalan besar bagi saya,” kata Presiden Alberto Fernandez dalam pidatonya. Dia mengatakan menjamin tidak akan berhenti di bulan-bulan ini untuk memvaksinasi setiap pria dan wanita Argentina.
Seorang warga bernama Sandra del Valle Pereyra yang berusia lima puluh tahun datang ke pemakaman San Vicente di pusat kota Cordoba untuk mengunjungi makam orang tuanya yang keduanya meninggal karena Covid-19.
"Saya ditinggalkan sendirian," kata Valle Pereyra dan mengatakan bahwa dia dan saudara-saudaranya mengisolasi satu sama lain untuk menghindari penularan. Dia telah kehilangan ibu dan ayahnya.
“Saya tidak tahu harus merasakan apa lagi tentang penyakit yang mengerikan ini,” katanya.
“Bukan hanya pandemi yang menenggelamkan kami di negara ini. Ada juga krisis ekonomi yang sangat besar,” kata Gaston Rusichi, 34, dari tim pemadam kebakaran di Cordoba yang bertanggung jawab untuk memindahkan orang mati selama pandemi.
Selama puncak virus di Argentina pada bulan April, lebih dari 80 persen tempat tidur yang ICU digunakan.
Sejauh ini lebih dari 20,6 juta orang di negara itu yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, di mana 5,1 juta di antaranya telah diimunisasi lengkap, menurut pihak berwenang.
Sampai saat ini, lebih dari 60 persen populasi orang dewasa dan 45 persen dari total penduduk telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.