Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Salip India, Indonesia Kini Jadi Episentrum Covid-19 di Asia

Indonesia telah melampai 40.000 kasus selama dua hari berturut-turut dengan rekor tertinggi 47.899 pada Selasa (13/7/2021). Indonesia menyalip Indonesia sebagai episentrum Covid-19 di Asia.
Ilustrasi - Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif Covid-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu (13/5/2020)./Antara
Ilustrasi - Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif Covid-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu (13/5/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia berhasil menyalip jumlah kasus harian Covid-19 di India. Rekor penambahan kasus harian di Indonesia menandai episentrum virus Covid-19 di Asia sekaligus penyebaran varian delta di Asia Tenggara.

Melansir Bloomberg.com, Indonesia telah melampai 40.000 kasus selama dua hari berturut-turut dengan rekor tertinggi 47.899 pada Selasa (13/7/2021). Pemerintah mengkhawatirkan varian Delta dapat menyebar di luar Pulau Jawa dan dapat menyebabkan kolapsnya rumah sakit dan kurangnya pasokan oksigen serta obat-obatan.

Meskipun demikian, jumlah keseluruhan kasus di Indonesia masih jauh dari India yang mencapai 400.000 kasus setiap hari pada Mei 2021. India dengan populasi penduduk lima kali lebih besar dari 270 juta penduduk Indonesia, mengalami penurunan kasus positif Covid-19 harian di bawah 33.000 pada Selasa (13/7/2021).

Dilaporkan bahwa Indonesia mencatat rata-rata kasus kematian akibat Covid-19 setiap harinya dalam seminggu terakhir mencapai 907 kasus. Sementara di India mencatat rata-rata kasus kematian setiap harinya mencapai 1.072.

Negara-negara berkembang yang sedang berjuang melawan virus Covid-19 khususnya penyebaran varian Delta masih terus memiliki harapan untuk kehidupan kembali normal. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya vaksinasi yang terus digalakkan oleh pemerintah.

Pandemi di Indonesia menunjukkan konsekuensi dari distribusi vaksin global yang tidak merata. Sementara itu, negara-negara maju menikmati pasokan vaksin lebih banyak dan membuat negara berkembang seperti Indonesia terpapar varian Delta.

Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan perpecahan yang semakin besar ini disebut sebagai “kegagalan moral bencana”.

Indonesia telah memberikan vaksinasi yang hanya mencakup 10 persen dari populasinya dan India 14 persen. Jumlah tersebut sangat kecil dibandingkan dengan 46 persen dari populasi Uni Eropa dan 52 persen di Amerika Serikat.

Hal ini menyebabkan negara berkembang menanggung beban dengan peningkatan jumlah kasus dan angka kematian global mencapai 4 juta di awal bulan Juli.

Tingkat testing positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai sekiar 27 persen, sedangkan di India hanya 2 persen. Angka yang lebih besar menunjukkan bahwa pemerintah hanya menguji pasien yang paling sakit dan adanya tingkat penyebaran yang tidak terdeteksi di masyarakat.

Program pembatasan atau PPKM Darurat yang diberlakukan di Pulau Jawa dan Bali pun tidak mengurangi pergerakan masyarakat seperti yang diharapkan pemerintah.

Mobilitas penduduk hanya berkurang 6 persen menjadi 16 persen sejak pembatasan diberlakukan. Sedangkan, berdasarkan keterangan Menteri Kesehatan Budi Gunadi, memperkirakan adanya penurunan 20 persen.

Sebelumnya, pemerintah mengatakan bahwa pengurangan mobilitas sebanyak 50 persen sangat diperlukan untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

“Rumah sakit kami tidak tahan lagi jika kami gagal mengurangi pergerakan setidaknya 20 persen,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper