Bisnis.com, JAKARTA—Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyarankan agar orang-orang tidak mencampur dan mencocokkan vaksin Covid-19 dari berbagai produsen.
WHO menyebut langkah mencampur vaksin Covid-19 dari berbagai produsen itu sebagai tren yang berbahaya, karena diperlukan lebih banyak data terkait dampaknya terhadap kesehatan.
“Ada sedikit tren berbahaya di sini. Ini akan menjadi situasi yang kacau di negara-negara jika warga mulai memutuskan kapan dan siapa yang akan mengambil dosis kedua, ketiga, dan keempat,” kata kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan dalam pengarahan daring pada Senin (12/7/2021).
Swaminathan menuturkan bahwa pencampuran vaksin tidak berbasis data, tetapi WHO pada Selasa mengklarifikasi pernyataannya dengan menyebut bahwa beberapa data telah tersedia dan butuh lebih banyak data diharapkan.
Kelompok Ahli Penasihat Strategis tentang vaksin pada Juni mengatakan vaksin Pfizer dapat digunakan sebagai dosis kedua setelah dosis awal AstraZeneca, jika dosis yang terakhir tidak tersedia.
Hasil uji klinis lebih lanjut yang dipimpin oleh Universitas Oxford untuk melihat pencampuran vaksin AstraZeneca dan Pfizer serta Moderna dan Novovax sedang berlangsung.
“Data dari studi campuran dan kecocokan vaksin yang berbeda sedang ditunggu---imunogenisitas dan keamanan keduanya perlu dievaluasi,” kata WHO dalam komentar melalui surel.
WHO juga menyebutkan bahwa seharusnya lembaga kesehatan masyarakat yang membuat keputusan berdasarkan data yang tersedia, dan bukan dari individu.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun