Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan farmasi Jepang, Daiichi-Sankyo, tengah bersiap meluncurkan uji klinis skala besar vaksin virus corona berbasis mRNA eksperimentalnya.
Seorang pejabat senior pengembangan vaksin di perusahaan itu, Yabuta Masayuki, mengungkap rencana tersebut dalam wawancara bersama Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) beberapa waktu lalu. Uji klinis tersebut akan berlangsung secepatnya pada tahun ini.
Yabuta mengatakan Daiichi-Sankyo tengah bersiap untuk memulai tahap akhir uji klinis yaitu dengan memberikan vaksin kepada ribuan orang.
Dia mengatakan perusahaannya berencana untuk mengajukan persetujuan dari pemerintah berdasarkan hasil dari uji coba ini.
Uji coba klinis biasanya membandingkan efektivitas dan keamanan dari obat atau vaksin eksperimental dengan plasebo. Namun, para pakar mengatakan mungkin tidak etis untuk memberikan plasebo bagi puluhan ribu orang saat sejumlah vaksin virus korona telah digunakan.
Oleh karena itu, Daiichi-Sankyo mempertimbangkan untuk melakukan uji coba dalam bentuk tes noninferioritas guna mengonfirmasi bahwa vaksin buatannya bisa menghasilkan antibodi dalam jumlah yang memadai dibandingkan vaksin lainnya yang saat ini telah digunakan.
Yabuta mengatakan perusahaannya berencana menggunakan pabriknya di Provinsi Saitama, sebelah utara Tokyo, untuk memproduksi vaksin setelah mendapatkan persetujuan dan vaksin tersebut bisa digunakan pada tahun fiskal yang dimulai pada April 2022.
Dia mengatakan perusahannya menargetkan untuk mengembangkan vaksin lainnya serta terapi gen dan perawatan kanker dengan menggunakan teknologi mRNA, yang bisa mempercepat pengembangan obat-obatan.
Tiga perusahaan Jepang lainnya, AnGes, Shionogi, dan KM Biologics, juga tengah melakukan uji klinis terhadap vaksin virus korona buatannya.
Sejauh ini Jepang menggunakan dua vaksin mRNA yang dikembangkan oleh perusahaan AS, Moderna, dan yang dikembangkan bersama oleh perusahaan AS, Pfizer, dan mitranya dari Jerman, BioNTech.