Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Varian Delta Ada di 98 Negara, Penyaluran Vaksin ke Negara Miskin Dinilai Lambat

Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pembagian vaksin ke negara miskin tidak terlalu banyak berpengaruh pada pemberantasan varian baru.
Covid-19 Varian Delta. /LIPI
Covid-19 Varian Delta. /LIPI

Bisnis.com, JAKARTA — Langkah negara-negara kaya untuk berbagi vaksin dengan negara-negara berpenghasilan rendah masih terlalu lambat untuk mencegah penyebaran varian Delta Covid-19 sehingga mempertaruhkan jutaan nyawa.

Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa pembagian vaksin tersebut tidak terlalu banyak berpengaruh pada pemberantasan varian baru setelah terungkap bahwa varian Delta sekarang hadir di setidaknya 98 negara.

Peringatan WHO datang ketika Dame Sarah Gilbert, profesor Oxford yang memimpin tim di balik vaksin Oxford/AstraZeneca, menyerukan agar berhati-hati terhadap proposal untuk memvaksinasi anak-anak di Inggris.

“Kita harus menyeimbangkan apa yang kita pikirkan tentang memvaksinasi anak-anak di negara-negara berpenghasilan tinggi dengan memvaksinasi seluruh dunia karena kita perlu menghentikan penularan virus ini secara global,” katanya.

Ghebreyesus mengatakan para pemimpin dunia harus memastikan bahwa setidaknya 10 persen orang di semua negara harus divaksinasi pada akhir September, sehingga orang-orang yang rentan dan petugas kesehatan terlindungi.

“Varian Delta berbahaya dan terus berevolusi dan bermutasi, yang memerlukan evaluasi terus-menerus dan penyesuaian respons kesehatan masyarakat yang cermat,” kata Ghebreyesus.

Dia mengatakan varian Delta telah terdeteksi di setidaknya di 98 negara dan menyebar dengan cepat di negara-negara dengan cakupan vaksinasi rendah dan tinggi.

“Dunia harus berbagi alat pelindung, oksigen, tes, perawatan, dan vaksin secara adil,” katanya seperti dikutip TheGuardian.com, Minggu (4/7/2021).

Dia menambahkan pada Juli 2021, 70 persen orang di setiap negara harus divaksinasi. Menurutnya, ini adalah cara terbaik untuk memperlambat pandemi, menyelamatkan nyawa, dan mendorong pemulihan ekonomi global yang sesungguhnya, dan di sepanjang jalan mencegah varian berbahaya.

Pernyataan WHO didukung oleh Profesor James Naismith, direktur Rosalind Franklin Institute, Oxford Inggris. Dia mengatakan Delta akan menyapu Uni Eropa dengan cara yang sama seperti di Inggris.

“Untungnya, mereka juga memvaksinasi dengan sangat cepat dan seperti Inggris mungkin baru saja melewati titik bahaya maksimum, meskipun musim panas akan sulit,” katanya.

Menurutnya, dengan begitu sedikit orang di negara berkembang yang divaksinasi, titik bahaya maksimum mereka ada di depan. Begitu Delta berjalan maka sistem perawatan kesehatan akan banjir pasien dengan sangat cepat kecuali vaksinasi membaik, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : The Guardian
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper