Bisnis.com, JAKARTA— Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menyatakan negara tersebut telah menghadapi
insiden serius karena Covid-19.
Wabah pandemi telah menimbulkan kekhawatirannya jika situasi akan semakin buruk bagi warganya
Bahkan, ia mengecam para pejabat senior yang tidak kompeten dalam menangani dan mencegah penyebaran Covid-19 di Korea Utara.
Dilansir dari finansialtime, Rabu (30/2021) menurut sebuah pernyataan di kantor berita pemerintah Korut , KCNA abainya para pejabat terhadap keputusan penting partai dalam menghadapi krisis kesehatan telah menyebabkan insiden serius. Dan itu yang menimbulkan krisis besar bagi keselamatan bangsa dan rakyat Korea Utara.
Kim mengadakan pertemuan para birokrat partai Buruh Korea guna membahas tugas yang gagal, termasuk tidak bertanggung jawab dan ketidakmampuan kronis menangani Covid-19.
Padahal, Korea Utara telah mengklaim kasus Covid-19 hasilnya nol sejak awal pandemi.
Pada Januari 2020, Pyongyang bergerak cepat untuk memutuskan sebagian besar rute darat, laut, dan udara ke negara itu dan menerapkan pembatasan besar-besaran pada pergerakan domestik.
Sistem kesehatan negara yang kekurangan uang sangat kekurangan sumber daya, pendanaan, dan teknologi yang diperlukan untuk menanggapi wabah Covid-19 yang tidak terkendali, terlepas dari gudang senjata kimia dan nuklir rezim Kim.
Menurut kabar terbaru Organisasi Kesehatan Dunia, pada 17 Juni Korea Utara masih melaporkan tidak ada kasus setelah menguji lebih dari 31.000 warga untuk Covid-19.
Tetapi pergerakan semakin dibatasi antara Pyongyang dan provinsi-provinsi tersebut, catat pembaruan itu.
Kesehatan Kim sendiri telah menjadi subyek spekulasi yang intens dalam beberapa pekan terakhir.
Pria 37 tahun yang periang itu tampaknya telah kehilangan banyak berat badan. Menurut sebuah wawancara yang diterbitkan di media pemerintah, warga biasa Korea Utara khawatir bahwa penurunan berat badan adalah tanda penderitaan pemimpin.
Korea Utara memiliki akses suntikan melalui program vaksinasi Covax di bawah Gavi, yaitu aliansi yang didukung PBB guna berusaha memastikan akses vaksin yang adil di seluruh dunia.
Tetapi negara itu tidak mengizinkan pekerja bantuan asing dan ahli medis ke negara itu untuk membantu memberikan vaksin.
Mantan analis CIA Korea Utara sekarang di Rand Corporation, Soo Kim, mengatakan masyarakat internasional telah menunggu Pyongyang untuk memecahkan dan menunjukkan tanda-tanda kegelisahan yang lebih besar.
Namun, Kim memilih untuk menyalahkan kadernya daripada mengambil tanggung jawab dan mengejar langkah-langkah konkret untuk memperbaiki situasi.
"Kim menganggap serius virus itu, tetapi tidak sejauh itu menggerakkannya membuat keputusan yang tepat, " dia berkata.
Namun, Leif-Eric Easley, seorang profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul mengatakan pernyataan Kim dapat membuka jalan ke negara yang terisolasi itu untuk menerima bantuan pandemi internasional.
"Pernyataan Kim kemungkinan dibuat untuk membenarkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya," kata Easley.