Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan bahwa fakta ribuan anak terpapar Covid-19 mestinya semakin membangun kesadaran semua orang. Pandemi Covid-19 masih menjadi bagian tak terpisah dari dinamika kehidupan sehari-hari.
“Bukti sudah lebih dari cukup sehingga ketaatan pada protokol kesehatan tak boleh lagi diperdebatkan,” katanya melalui pesan instan, Sabtu (26/6/2021).
Bambang menjelaskan bahwa lonjakan jumlah kasus atau pasien Covid-19 saat ini tidak mengejutkan karena dapat diprediksi beberapa pekan sebelum libur panjang merayakan hari besar keagamaan.
Perkiraan itu mengacu pada meningkatnya mobilitas atau aktivitas mudik sebagian masyarakat saat itu. Namun, yang membuat situasi terasa semakin kelam adalah fakta tentang ribuan anak terpapar Covid-19.
"Fakta ini hendaknya mendorong para orang tua untuk semakin peduli pada ancaman Covid-19 dan tentu saja lebih melindungi anak-anak agar tidak terinfeksi,” jelasnya.
Virus Corona yang terus bermutasi atau SARS-CoV-2, terang Bambang kini juga menghadirkan ancaman terhadap anak dan remaja. Mutasi virus dipahami sebagai perubahan materi genetik virus.
Baca Juga
Perubahan itu kemudian memengaruhi cara kerja virus. Ketika awal pandemi diasumsikan SARS-CoV-2 tidak menghadirkan acaman serius bagi orang muda dan anak-anak, ceritanya kini menjadi lain setelah virus tersebut diketahui terus bermutasi.
Sekarang, masyarakat mengenal beberapa varian dari virus corona setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyeragamkan penyebutannya.
Setelah lebih dari setahun mewabah, sedikitnya ada 10 varian virus corona SARS-CoV-2 yang mewabah di berbagai belahan dunia. Ada varian Alpha yang terdeteksi pertama kali di Inggris. Kemudian varian Beta dari Afrika Selatan yang terdeteksi pertama kali di Teluk Nelson Mandela pada Oktober 2020.
Varian Gamma, sebelumnya disebut P.1, terdeteksi di Brasil. Lalu Delta dari India, Epsilon yang ditemukan di California, Amerika Serikat (AS), Zeta juga dari Brasil, Eta yang juga terdeteksi di Inggris, Theta yang ditemukan di Filipina, Iota yang terdeteksi di New York, AS dan Kappa yang juga ditemukan di India
Sebagaimana dilaporkan kementerian Kesehatan (kemenkes), beberapa varian virus tadi sudah terdeteksi di dalam negeri dan menginfeksi sejumlah orang, termasuk varian Delta.
Bahkan, Kemenkes sudah mengingatkan bahwa varian Delta atau B1617 dari India cenderung menyerang kelompok anak dan remaja hingga usia 18 tahun.
Di Jakarta, catatan resmi pada Kamis melaporkan bahwa dari 7.505 kasus baru Covid-19. Sebanyak 1.112 orang di antaranya adalah pasien anak di bawah 18 tahun. Tak hanya di Jakarta, pemerintah Kabupaten Cianjur di Jawa Barat juga melaporkan bahwa sejak awal pandemi, jumlah anak yang terpapar virus ini mencapai 1.081 orang.
Dari Kepulauan Bangka Belitung, pihak berwenang setempat juga melaporkan bahwa jumlah anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 hingga 13 Juni 2021 mencapai jumlah 2.517 anak.
Fakta ini menurut Bambang sangat memprihatinkan. Namun, patut dikedepankan sebagai contoh kasus, agar para orang tua di daerah lain juga waspada serta pro aktif melindungi anak-anak.
Selain mengacu pada contoh kasus di atas, pernyataan para dokter juga patut digarisbawahi para orang tua. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) belum lama ini mengungkap bahwa jumlah kasus Covid-19 pada anak di Indonesia sekitar 11-12 persen dari total kasus. Jumlah ini termasuk yang tertinggi di dunia,” paparnya.