Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dan Amerika Serikat memperluas kolaborasinya untuk mempercepat transisi energi terbarukan dan menghasilkan emisi nol karbon bersih.
Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Indonesia serta John Kerry, Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Iklim meresmikan Engineers Unite in Diversity, yakni sebuah inisiatif baru yang memperkuat tujuan emisi nol karbon bersih.
“Sektor swasta dan masyarakat sipil pandai menemukan solusi baru. Kami berdiri di awal apa yang disebut dekade pencapaian Kesepakatan Iklim Paris dan SDG PBB, dan untuk berhasil, pemerintah di seluruh dunia perlu membangun koalisi yang luas,” kata Luhut Pandjaitan dalam keterangan resmi, Rabu (24/6/2021).
Dia berharap banyak pihak bisa bergabung dengan inisiatif di bawah bendera Tri Hita Karana. Ini adalah program yang mampu mendorong dampak nyata dan membantu Indonesia memenuhi target yang telah ditetapkan.
Inisiatif Engineers Unite in Diversity bertujuan untuk memperluas kolaborasi dan mendorong tindakan untuk mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon dan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia serta kawasan Asia Tenggara yang lebih luas.
Forum Iklim Tri Hita Karana pada Rabu (24/6/2021), bermula saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim yang digagas Presiden AS Joe Biden pada April lalu. Ketika itu, KTT ini mempertemukan 40 pemimpin dunia untuk menggembleng upaya negara-negara penggerak ekonomi utama dalam mengatasi krisis iklim.
Baca Juga
Sejak saat itu, Indonesia dan Amerika Serikat telah membentuk empat gugus tugas sektoral dengan perwakilan dari pemerintah, pakar teknis, dan investor sektor swasta untuk mengembangkan hasil yang nyata dan dapat dicapai dalam mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon.
“Kami berterima kasih atas fokus pemerintahan Biden pada iklim. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan kepemimpinan internasional di bidang ini melalui komitmen kami untuk melindungi salah satu hutan hujan utuh terbesar di dunia, dan beberapa cadangan terbesar lahan gambut tropis dan bakau yang kaya CO2,” kata Luhut.
Dia menambahkan, pemerintah Indonesia siap berbuat lebih banyak untuk mengatasi krisis iklim yang dihadapi dunia, dan menyambut baik kesempatan untuk berkolaborasi dengan pemerintah AS dan sektor swasta untuk melakukan transisi ke ekonomi rendah karbon. Indonesia mengundang Amerika Serikat untuk bersama-sama membawa isu lingkungan dan perubahan iklim ke G20 pada 2022.
Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi dalam sambutannya di Forum Iklim Tri Hita Karana mengatakan, perubahan iklim adalah masalah mendesak bagi ASEAN. Pihaknya menyadari pentingnya solusi berbasis alam dan peran kunci pelestarian modal alam untuk mengatasi perubahan iklim.
“Penting bagi kami memperkuat pekerjaan di bidang iklim, dan ketika kami mulai membangun kembali ekonomi setelah Covid-19, kami memiliki kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih hijau, lebih bersih, dan lebih berkelanjutan,” kata dia.
Adapun forum Iklim Tri Hita Karana dihadiri oleh lebih dari 350 peserta dari perwakilan pemerintah, masyarakat sipil dan sektor swasta di Indonesia dan Amerika Serikat.
Sambutan dari Menteri Koordinator Luhut Pandjaitan dan Utusan Iklim John Kerry menekankan perlunya kolaborasi yang lebih besar di bidang keuangan hijau, transfer teknologi, peningkatan kapasitas dan aliansi sektor pemerintah-swasta untuk mencapai target pembatasan peringatan global hingga 1,5 celcius.