Bisnis.com, JAKARTA - Angkatan Udara Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Rabu (16/6/2021) pagi ini, setelah warga Palestina di daerah terkepung mengirim balon pembakar ke Israel selatan, menurut militer Israel dan saksi di Gaza.
Dalam sebuah pernyataannya, tentara Israel mengatakan mereka menyerang kompleks Hamas.
Mereka mengaku siap untuk semua skenario, termasuk pertempuran baru dalam menghadapi aksi teroris lanjutan yang berasal dari Gaza.
Akan tetapi, tidak jelas apakah ada korban akibat pemboman tersebut.
Serangan udara itu menandai gejolak besar pertama antara Israel dan Gaza sejak gencatan senjata pada 21 Mei mengakhiri serangan 11 hari Israel di wilayah itu.
Serangan tersebut menewaskan 256 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, menurut pihak berwenang Gaza. Sebanyak dua belas orang di Israel juga tewas oleh roket yang ditembakkan dari daerah kantong itu.
Baca Juga
Ratusan warga Palestina di Gaza kemarin memprotes aksi provokatif oleh kelompok nasionalis sayap kanan Israel yang berpawai melewati daerah pe dudukan Yerusalem Timur.
Apa yang disebut "March of the Flags" menandai peringatan pendudukan Israel tahun 1967 di bagian timur kota itu, terjadi ketika ketegangan tetap tinggi atas rencana pemindahan paksa keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah.
Menjelang pawai, polisi Israel secara paksa memindahkan puluhan warga Palestina dari luar Gerbang Damaskus Kota Tua.
Sedikitnya, 17 warga Palestina ditangkap dan 33 lainnya terluka saat polisi Israel menembakkan granat kejut di daerah sekitar Gerbang Damaskus.
Ratusan kelompok ultranasionalis Yahudi yang berpartisipasi dalam pawai terdengar meneriakkan "Matilah orang Arab" dalam bahasa Ibrani.
Dalam nyanyian anti-Palestina lainnya, mereka berteriak: “Semoga desa Anda terbakar.”