Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kejagung akan Hati-Hati Tangani Kasus Impor Emas, Ini Alasannya

Komisi III DPR mendesak Kejagung mendalami kasus tindak pidana korupsi impor emas diduga melibatkan delapan perusahaan di Indonesia.
Logo Kejaksaan RI di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta./Bisnis-Samdysara Saragih
Logo Kejaksaan RI di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta./Bisnis-Samdysara Saragih

Bisnis.com, JAKARTA - Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) akan berhati-hati dalam menangani kasus tindak pidana korupsi impor emas yang diduga melibatkan delapan perusahaan di Indonesia.

Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Ali Mukartono berpandangan bahwa perkara tersebut beririsan tipis dengan dua regulasi yang berbeda dan harus diperhatikan dengan cemat, sebelum mulai melangkah melakukan penyelidikan.

"Kalau kasus itu berkaitan dengan bongkahan emas, berarti harus menggunakan Undang-Undang (UU) Minerba. Tetapi kalau yang di bandara itu, menggunakan UU Kepabeanan," tuturnya kepada Bisnis, Rabu (16/6/2021).

Ali juga mengatakan bahwa pihaknya kini tengah mempelajari perkara tersebut. Dia memastikan jika perkara itu masuk kategori kasus korupsi, maka tim penyidik Kejagung sudah siap menindaklanjuti kasus itu.

"Kita tunggu saja, masih dipelajari dulu seperti apa ini," katanya.

Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III DPR dengan Kejaksaan Agung, anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan menuturkan adanya dugaan skandal impor emas senilai Rp47,1 triliun. Impor tersebut, disebutkan Arteria, melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Arteria mendesak Kejagung menuntaskan kasus itu karena berpotensi merugikan negara hingga Rp2,9 triliun. Terlebih, bea masuknya senilai 0 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper