Bisnis.com, JAKARTA -- Penyebaran virus Corona yang diduga berasal dari klaster Kudus mulai merambah kawasan Soloraya. Sejumlah klaster persebaran corona yang muncul diduga berasal dari warga yang pulang dari Kabupaten Kudus.
Data per Kamis (10/6/2021), angka kematian di Klaten sebanyak 613 orang, Solo sebanyak 564 orang, Sukoharjo 468 kasus, Sragen 456 kasus, Karanganyar 449 kasus, Boyolali 351 kasus dan Wonogiri 277 kasus.
Sedangkan kasus positif kumulatif tertinggi masih dipegang Kota Solo sebanyak 11.462 kasus (405 kasus aktif), Klaten 9.584 kasus (623 kasus aktif), Karanganyar 9.272 kasus (443 kasus aktif), Boyolali 8.191 kasus (341 kasus), Sragen 8.042 kasus (480 kasus aktif), Sukoharjo 6.451 kasus (278 kasus positif), dan Wonogiri 4.835 (310 kasus aktif).
Klaster dari Kudus terdeteksi di Kecamatan Baturetno, Wonogiri. Pembatasan mobilitas atau isolasi lokal diterapkan di Dusun Gedawung, Desa Saradan, Kecamatan Baturetno karena belasan warga di dusun itu terpapar Covid-19.
Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan isolasi lokal yang diterapkan di Gedawung berasal dari klaster hajatan. Awalnya sejumlah warga menghadiri hajatan ke Kudus pada pekan lalu.
Beberapa hari setelah sampai di Baturetno, kata dia, sejumlah warga itu rewang kegiatan hajatan di salah satu warga desa setempat. Setelah kegiatan itu selesai, ditemukan beberapa kasus Covid-19.
"Dari 27 orang yang dites swab, 18 orang dinyatakan positif. Warga yang dari Kudus itu ada dua orang yang dinyatakan positif Covid-19," kata dia kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (10/6/2021).
Melihat kasus itu, Bupati langsung berkoordinasi dengan camat dan kepala desa setempat. Ia menganjurkan agar ada langkah khusus yang dilakukan dengan cara menerapkan isolasi lokal satu dusun.
Sebab jika tidak menerapkan isolasi lokal satu dusun akan menimbulkan pemahaman yang beragam. Dikhawatirkan ada mobilitas warga yang tidak terkontrol dan justru bisa menimbulkan klaster baru. Atas dasar itu, Pemkab Wonogiri akan kembali kaji kebijakan pelonggaran hajatan.