Bisnis.com, JAKARTA - HP Inc. Indonesia bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) menggelar STEM Education for Children untuk pelajar dan guru di sejumlah sekolah dasar di Jawa Barat dan Sidoarjo.
STEM Education for Children adalah sebuah metode pendidikan yang menitik beratkan pada sains, teknologi, teknik (engineering) dan matematika (STEM) kepada anak-anak. Melalui program ini, diharapkan dapat menumbuhkan minat para pelajar pada bidang STEM dan mengasah keterampilan mereka sejak dini.
Managing Director HP Indonesia Fiona Lee mengatakan program ini merupakan yang terbaru dari serangkaian inisiatif pendidikan yang diluncurkan HP yang difokuskan di Indonesia.
HP terus menunjukkan komitmen mereka terhadap pendidikan di Indonesia dan membawa pengalaman teknologi serta pembelajaran ke daerah terpencil untuk mendorong kesetaraan digital yang lebih baik.
“Melalui STEM Education for Children, kami ingin mendorong mereka untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan di masa depan,” kata Fiona dalam siaran pers, Sabtu (5/6/2021).
Sekadar informasi, dalam The Future of Jobs Report 2020, World Economic Forum memprediksi 85 juta pekerjaan akan digantikan oleh teknologi automasi pada 2025. Sementara itu, 97 juta peran baru akan muncul dengan pembagian kerja baru antara manusia, mesin, dan algoritma.
Baca Juga
Situasi ini mengindikasikan pekerjaan masa depan membutuhkan sumber daya manusia yang kapabel dalam bidang STEM dan terampil berpikir kritis. Sayangnya, Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 dari OECD menunjukkan nilai kompetensi matematika pelajar Indonesia hanya menempati peringkat 72 dari 78 negara, sementara sains pada peringkat 70 dari 78 negara. Nilai di kedua kategori tersebut masih di bawah rata-rata dunia dan cenderung stagnan selama 10-15 tahun terakhir.
Selama dua hari, peserta terlibat dalam serangkaian pembelajaran interaktif seputar teknologi dan energi yang digelar secara daring. Melalui kurikulum HP LIFE, para pelajar memahami pentingnya menghemat penggunaan energi dan memanfaatkan berbagai energi terbarukan yang ada di sekitar mereka.
Pada sesi eksperimen, mereka membuat prototipe lampu lalu lintas untuk memahami aplikasi konversi energi dan juga cara kerja teknologi. Selain meningkatkan pengetahuan siswa, program ini juga menginspirasi para guru untuk mengembangkan pembelajaran STEM dengan konsep serupa di sekolah.