Bisnis.com, Jakarta - Kementerian Pertahanan mengatakan sumber dana pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang sedang dibahas berasal dari pinjaman luar negeri.
Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan, Mayor Jenderal Rodon Pedrason mengatakan ada beberapa negara yang sudah mau memberikan pinjaman lunak. Besarnya, kata dia, US$5 miliar sampai US$7 miliar, setara sekitar Rp 71 sampai Rp 100 triliun.
Ia mengatakan tenor pinjaman asing ini mencapai 28 tahun dengan bunga di bawah 1 persen. Ia menjamin pinjaman ini tak akan membebani keuangan negara.
"Jadi pinjaman sangat lunak. Bagaimana ini tidak membebani negara? Karena bayarnya dicicil setiap tahun dari budget pertahanan yang diberikan negara. Karena itu tenornya lama," kata Rodon, mengutip Tempo, Minggu (30/05/2021)
Rodon mengatakan pengadaan ini merupakan bagian dari rencana strategi nasional 2020-2025.
"Kalau kita pesan sekarang itu baru bisa datang barangnya 2024 akhir atau 2025 awal. Kalau pesan sekarang, artinya baru bisa dipesan 2024 itu. Itu persoalannya kenapa 2024 harus sudah selesai semua," kata Rodon.
Baca Juga
Ia mengatakan peremajaan merupakan sebuah keharusan. "Alutsista itu boleh tua namun tak boleh usang. Figur pertahanan mesti modern dan kuat," katanya.