Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cak Nun Bicara Pelarangan Mudik Lebaran dan Cara Obati Kekecewaan

Menurut Cak Nun, semua yang kamu cintai sesungguhnya bertempat tinggal dan bersemayam di dalam rohani masing-masing, di dalam lubuk jiwa. Apabila punya kesadaran itu, tidak menderita amat kalau tidak mudik.
Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun memberikan ceramah di hadapan Jamaah Maiyah./Twitter
Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun memberikan ceramah di hadapan Jamaah Maiyah./Twitter

Bisnis.com, JAKARTA - Tokoh intelektual muslim Emha Ainun Najib berbicara mengenai pelarangan mudik oleh pemerintah pada Lebaran kali ini, karena untuk mengantisipasi penularan virus Covid-19. Cak Nun, begitu biasa disapa, mengajak menerima dengan iklas kebijakan tersebut.

Hal tersebut disampaikan Cak Nun dalam pengajian Menjelang Senja Bersama Cak Nun & KiaiKanjeng yang diunggah oleh akun Youtube Caknun.com, Selasa (12/5/2021) sore.

Menurut Cak Nun, puasa adalah proses transformasi menuju rohaniah dari proses ibadah secara jasmaniah. Selesainya ibadah Ramadan ditandai dengan perayaan Idulfitri. Lebaran adalah proses rukiah dan kompatible dengan hakekat Allah.  

Namun, tuturnya, sekarang karena virus Covid-19 ada larangan mudik. Padahal umat muslim yang berada di perantauan ingin pulang kampung ketemu dengan orang tua dan sanak saudara di desa.

"Kasian pada dulur-dulur [saudara-saudara] yang tidak bisa bertemu orang tua saudara dan lainnya. Kita ingat mudik itu satu level masih jasadiyah. Ketemu bapak ibu, dan ketemu saudara di kampung halaman. Terus berjuta kedaraan dari Jakarta ke daerah. Itu level kultural, level jasadiyah," ujarnya dalam pengajian tersebut.

Level jasmaniah itu, sambungnya, bila ditransformasikan menjadi rohaniyah akan mengurangi kekecewaan karena tidak bisa melakukan mudik Lebaran.

"Idulfitri itu rohaniah. Begitu saya sadar saya adalah anak bapak dan ibu saya, maka bapak dan ibu saya adalah rohani saya. Saya melihat alam, gunung, laut, hutan, dan pohonan, maka mereka bagian dari rohani saya. Saya menemukan Allah dan Rasulullah bagian dari cosmos rohani kita. kalau di-swith bahwa itu semua rohaniah maka jadi tidak terlalu kecewa untuk tidak mudik."

Cak Nun pun memberikan ilustrasi bahwa orang tua itu tidak berada di kampung, tetapi ada di dalam hati setiap anaknya sehingga hal itu bisa mengobati rasa rindu karena tidak bisa melakukan mudik Lebaran.

"Semua yang kamu cintai sesungguhnya bertempat tinggal bersemayam di dalam rohani kita, di dalam lubuk jiwa kita. kalau kita punya kesadaran itu, tidak menderita amat kalau tidak mudik," tuturnya.

Seperti diketahui, mulai Kamis (6/5) sampai dengan Senin (17/5), pemerintah memberlakukan larangan mudik Lebaran. Perjalanan mudik dengan moda transportasi darat, laut, dan udara dilarang, termasuk pengguna kendaraan pribadi.

Keputusan itu diambil setelah Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengeluarkan adendum Surat Edaran No. 13/2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idulfitri 1442 H dan Upaya Pengendalian Penyebaran Covid-19 selama Ramadan 1442 H.

Meskipun dilarang, pemerintah memberikan pengecualian untuk operasional angkutan udara selama masa larangan periode itu. Pengecualian diberikan kepada penumpang dengan keperluan dinas atau keperluan mendesak dan kepentingan nonmudik lainnya. Dengan sejumlah syarat tentunya.

Namun, sebelum pelarangan mudik, pemerintah telah melakukan pengetatan perjalanan per 22 April 2021. Hal ini untuk mengantisipasi adanya gerakan ‘mudik colongan’ sebelum dilakukan pelarangan pada H-7 Lebaran.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper