Bisnis.com, JAKARTA — Seorang profesor asal China mendorong pemerintahan Xi Jinping untuk memberikan 1 juta yuan atau sekitar US$156.000 (Rp2,2 miliar) untuk setiap pasangan yang melahirkan seorang anak demi mendongkrak jumlah kelahiran di negara tersebut.
Melansir KFGO.com, Rabu (12/5/2021), hal tersebut diberitakan memicu perdebatan di media sosial Negeri Tirai Bambu. Perdebatan berkutat di permasalahan tingginya biaya membesarkan seorang anak.
Pertumbuhan populasi di China berada di level terendah dalam sepuluh tahun terakhir berdasarkan sensus kependudukan negara tersebut. Hal tersebut meningkatkan ketakutan minimnya support tenaga kerja usia muda untuk menggantikan penduduk senior.
Profesor di Universitas School of Economics Peking Lian Jianzhang mengatakan dalam unggahannya di Weibo biaya yang diperlukan untuk mendongkrak tingkat kelahiran dari level 1,3 poin ke 2,1 poin setara dengan 10 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Perhitungan 1 juta yuan per anak, dapat dialokasikan dalam bentuk bantuan langsung tunai, keringanan pajak, subsidi rumah.
"Saya sudah melakukan pembicaraan dengan kalangan anak muda, jika hanya dibantu puluhan ribu yuan, dinilai tidak akan cukup untuk mendorong hal tersebut," ujarnya seperti dikutip, Rabu (12/5/2021).
Komentar tersebut menjadi tren di Weibo pada Selasa malam (11/5/2021), di mana netizen China memperdebatkan apakah hal tersebut sesuai dengan penggunaan yang wajar dari pendapatan pajak China, dan apakah 1 juta yuan cukup untuk menutupi biaya pendidikan.
Menurutnya, pemerintah tidak akan rugi menggelontorkan 1 juta yuan dalam jangka panjang. Negara akan mendapatkan kontribusi positif dari setiap anak tersebut saat sudah dewasa.