Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mudik Dilarang, Doni Monardo: Tidak Boleh Pejabat Berbeda Narasi

Doni mengimbau seluruh pihak, baik pemerintah pusat, daerah, sampai dengan di tingkat desa dan kelurahan agar bekerja keras untuk mengingatkan masyarakat agar jangan mudik.
Doni Monardo/IPB
Doni Monardo/IPB

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menegaskan, bahwa keputusan pemerintah untuk melarang mudik adalah keputusan yang sangat tepat.

“Keputusan ini bukan hanya tepat, tetapi sangat tepat. Berkaca pada perjalanan sudah setahun lebih menghadapi Covid-19, setiap libur panjang pasti akan diikuti dengan kenaikan kasus aktif dan juga akan diikuti dengan bertambahnya angka kematian,” kata Doni dalam Dialog Kominfo, Rabu (5/5/2021).

Dia menjabarkan, dari Lebaran Idulfitri tahun lalu, disusul liburan pada Agustus, kemudian sampai Natal dan Tahun Baru, variasi angka kenaikan kasus antara 46 persen sampai dengan 75 persen untuk angka kematian.

Kemudian, untuk kasus aktif, kenaikannya sekitar 70 persen sampai dengan 119 persen.

Bertambahnya jumlah kasus berbanding lurus dengan bertambahnya pasien di rumah sakit, ruang perawatan ICU dan isolasi lebih dari 80 persen.

Bahkan, pada periode Januari lalu, keterisian rumah sakit di beberapa provinsi telah mencapai lebih dari 100 persen sehingga pasien harus dibawa ke luar provinsi.

Lantas, diikuti dengan angka kematian harian yang juga sangat tinggi lebih dari 250 kematian per hari membawa para pahlawan pejuang kemanusiaan, yaitu para dokter dan juga perawat.

“Jadi, pilihan untuk melarang mudik ini adalah pilihan yang sangat strategis. Kita semuanya harus mengikuti keputusan ini. Ini adalah keputusan politik negara, Kepala Negara adalah Presiden Jokowi, dan tidak boleh ada satupun pejabat pemerintah yang berbeda narasinya!” tegas Doni.

Oleh karena itu, harapannya seluruh pihak membantu memberikan sosialisasi kepada masyarakat, sebisa mungkin setiap saat, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik lebih baik.

“Enggak apa-apa hari ini kita lelah, kita dianggap cerewet, daripada korban Covid-19 berderet. Karena masyarakat yang ingin nekat mudik pun masih ada 7 persen, dari 270 juta penduduk kita sangat besar 18,9 juta. Tugas kita adalah mengurangi angka ini sekecil mungkin,” imbuh Doni.

Doni mengimbau seluruh pihak, baik pemerintah pusat, daerah, sampai dengan di tingkat desa dan kelurahan agar bekerja keras untuk mengingatkan masyarakat agar jangan mudik.

“Mari bersabar menahan diri, karena kalau ini kita biarkan, sangat pasti terjadi penularan oleh mereka yang datang dari luar di kampung halaman. Di setiap daerah belum tentu memiliki rumah sakit yang memadai, belum tentu ada dokter yang merawat, akibatnya mereka yang terpapar Covid-19 bisa menjadi fatal bisa mengakibatkan kematian,” ungkap Doni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper