Bisnis.com, JAKARTA - Ustad Abdul Somad menggalang dana mengajak rakyat Indonesia untuk patungan membeli kapal selam untuk TNI AL Indonesia.
Ajakan itu muncul setelah musibah tenggelamnya KRI Nanggala 402 di perairan Bali, dengan 53 kru di dalamnya meninggal dunia.
Ustaz Abdul Somad (UAS) menggandeng Masjid Jogokariyan Jogja dalam kegiatan donasi ini.
Hal itu diumumkan UAS di akun Instagram resminya, ustadzabdulsomad_official, seperti dilihat pada Senin (26/4/2021). UAS mengunggah foto KRI Nanggala-402 dan menyertakan berisi ajakan donasi itu dua jam sebelumnya.
Lantas berapa sebenarnya harga kapal selam tersebut?
Mengutip Wikipedia, KRI Nanggala dipesan oleh pemerintah Republik Indonesia pada 2 April 1977. Pembuatan KRI Nanggala merupakan bagian dari pinjaman senilai US$625 juta dari Jerman kepada Indonesia. Sebesar US$100 juta dari pinjaman tersebut digunakan untuk membuat KRI Nanggala dan KRI Cakra.
KRI Nanggala adalah type kapal selam 209 buatan Jerman. Type 209 adalah kelas kapal selam serang diesel-listrik yang dikembangkan secara eksklusif untuk ekspor oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft dari Jerman. Varian asli (Tipe 209/1100) dirancang pada akhir 1960-an, meskipun tidak dioperasikan oleh Angkatan Laut Jerman.
Sementara itu dikutip dari military.wikia.org disebutkan jika hingga saat ini ada lima varian kelas kapal selam tipe 209 yakni (209/1100), (209/1200), (209/1300), (209/1400) dan (209/1500) telah berhasil diekspor ke 13 negara, dengan 61 kapal selam sedang dibangun dan ditugaskan antara tahun 1971 dan 2008. Untuk KRI Nanggala memakai tipe 209/1300.
Negara-negara yang mengoperasikan Tipe 209 termasuk Argentina, Brasil, Chili, Kolombia, Ekuador, Yunani, India, Indonesia, Peru, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, dan Venezuela. Pengguna pertama kapal selam tipe ini adalah angkatan laut Yunani atau Hellenic Navy yang membeli empat kapal selam Type 209/1100 dan empat kapal selam Type 209/1200.
Operator terbesar dari Type 209 adalah Angkatan Laut Turki yang mengoperasikan enam kapal selam Type 209/1200 (ditugaskan antara 1976 dan 1989) dan delapan kapal selam Type 209/1400 (ditugaskan antara 1994 dan 2007). Saat ini, Angkatan Laut Turki juga merupakan operator kapal selam rancangan Jerman terbesar di dunia.
Tiga kapal selam Type 209/1400 baru dikirim ke Afrika Selatan pada tahun 2006, dengan masing-masing seharga US$285 juta.
Di Indonesia, tipe kapal selam yang sama kembali dipesan. Kali ini dari Korea Selatan. Pada bulan Desember 2011, Daewoo memenangkan kontrak untuk membangun tiga kapal selam kelas Chang Bogo seberat 1.400 ton di Indonesia seharga US$1,07 miliar. Jika biaya itu untuk pembuatan 3 kapal, maka setidaknya harga satu kapal selam dibanderol sekitar US$330 juta.
Kapal selam ini dilengkapi dengan torpedo dan peluru kendali, dengan memakai model asli Korea, lebih besar dan lebih canggih daripada Type 209/1300 yang diperbarui di Indonesia.
Korea Selatan saat ini adalah satu-satunya negara di luar Jerman yang secara independen menawarkan Tipe 209 untuk dijual. Indonesia juga ditawari dua kapal selam Type 209 yang dibangun dengan lisensi yang diproduksi oleh sekelompok perusahaan asal Turki (SSM - Undersecretariat for Defense Industries) dan perusahaan Jerman (HDW / ThyssenKrupp), kesepakatan yang dilaporkan bernilai US$1 miliar.
Dikutip dari laman resmi PT PAL kapal Selam berjenis Diesel Electric Submarine U209 / 1400 (KSDE U209 Chang Bogo Class) pesanan TNI Angkatan Laut yang dipesan dari Korea Selatan, merupakan kerjasama antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd (DSME) Korea Selatan, melalui proses Transfer of Technology (TOT) dengan mengirimkan lebih dari 206 putra-putri terbaik bangsa ke Korea Selatan.
Ini adalah kapal selam pertama yang diproduksi oleh anak bangsa. Indonesia menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang mampu mengembangkan dan membangun teknologi kapal selam.
Kapal selam tersebut memiliki panjang keseluruhan 61,3 meter dengan kecepatan mencapai 21 knot ketika berada dibawah air, mampu membawa 40 kru dengan kemampuan jelajah hingga 50 hari dan di desain dengan life time mencapai 30 tahun. Bobot total kapal selam tersebut sebesar 1.460 ton saat muncul di permukaan dan 1.596 ton ketika menyelam dibawah permukaan.
Proses pembangunan kapal selam tersebut saat ini telah memasuki fase peluncuran atau launching Diesel Electric Submarine U209 / 1400 (KSDE U209 Chang Bogo Class) tersebut bernama Alugoro.
Berdasarkan cerita pewayangan, Alugoro adalah merupakan salah satu senjata berbentuk Gada yang dimiliki oleh Prabu Baladewa. Prabu Baladewa merupakan tokoh wayang yang dikenal adil, tegas dan jujur. Senjata Alugoro yang dimiliki Baladewa merupakan hadiah dari Batara Brama, yang merupakan guru dari Baladewa yang mengajarkan berbagai macam ilmu. Senjata ini diberikan oleh Batara Brama kepada Baladewa setelah dinyatakan lulus menuntut ilmu, dimana senjata ini memiliki kekuatan pemusnah yang sangat dahsyat. Senjata Alugoro berbentuk Gada dengan kedua ujungnya yang runcing.
Sebelumnya, nama Alugoro juga pernah digunakan sebagai nama kapal selam yang didatangkan dari Uni Sovyet yaitu RI Alugoro – 406 yang merupakan bagian dari paket pengiriman 12 kapal selam Whiskey Class.
Pemberian nama Alugoro kepada salah satu kapal selam TNI AL dengan harapan dan penuh keyakinan, bahwa kapal selam Alugoro akan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai senjata yang memiliki daya hancur yang besar dan dahsyat serta tidak pernah kalah dalam setiap peperangan.
Kapal Selam Alugoro buatan PT PAL kerja sama dengan Daewoo