Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Kripto Turki Makin Tertekan Setelah Vebitcoin Kolaps

Badan Investigasi Kejahatan Keuangan Turki  telah memblokir akun perusahaan dan membuka penyelidikan terhadap Vebitcoin dan jajaran eksekutifnya.
Ilustrasi representasi bitcoin/Bloomberg
Ilustrasi representasi bitcoin/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Investor kripto Turki kembali mendapat pukulan setelah bursa besar kedua runtuh. Keruntuhan itu mendorong pengawas kejahatan keuangan negara Turki membuka penyelidikan.

Dilansir Bloomberg, bursa kripto Vebitcoin menyatakan akan menghentikan operasi terkait kondisi keuangan yang memburuk.

Badan Investigasi Kejahatan Keuangan Turki  telah memblokir akun perusahaan dan membuka penyelidikan terhadap Vebitcoin dan jajaran eksekutifnya.

Vebitcoin adalah bursa terbesar keempat Turki dengan hampir US$60 juta volume harian, menurut CoinGecko.com yang melacak data harga, volume, dan nilai pasar di pasar kripto.

Lebih dari setengah volume ini berasal dari Bitcoin, yang turun 19 persen pekan ini, menuju pekan terburuknya dalam hampir dua bulan.

Runtuhnya Vebitcoin terjadi beberapa hari setelah Thodex menghentikan operasinya dan pendirinya yang berusia 27 tahun melarikan diri dari negara tersebut.

Thodex memiliki sekitar 390.000 pengguna, menurut pengacara yang mewakili para korban, dan kerugian diperkirakan mencapai US$2 miliar, tulis surat kabar Turki Haberturk.

Kedua bursa kripto itu adalah bagian dari lonjakan popularitas mata uang kripto yang telah menarik perhatian banyak orang Turki. Semula mereka berusaha melindungi tabungan dari inflasi yang merajalela dan mata uang yang tidak stabil.

Inflasi mencapai 16,2 persen pada Maret, lebih dari tiga kali lipat target bank sentral, dan lira telah melemah lebih dari 10 persen terhadap dolar tahun ini.

Volume perdagangan harian di pasar crypto Turki mendekati US$2 miliar untuk Jumat (23/4), menurut data CoinGecko.com.

Lonjakan ini telah menarik perhatian regulator. Bank Sentral Turki juga telah melarang penggunaan mata uang kripto sebagai bentuk pembayaran mulai 30 April.

Turki telah melarang pembayaran dan lembaga uang elektronik menengahi transfer uang ke platform kripto.

Kepala Bank Sentral Sahap Kavcioglu mengatakan lebih banyak peraturan sedang disiapkan. Hal itu disampaikannya dalam wawancara yang disiarkan televisi pada Jumat.

"Kami sedang mengerjakan regulasi dalam hal uang kripto. Ada sejumlah aliran uang yang sangat tinggi ke luar Turki melalui mata uang kripto," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper