Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengajak semua pihak di Tanah Air untuk bergabung dan berpartisipasi aktif pada Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2021.
Menurutnya, BNPB yang menggagas HKB sejak 2017 ini berharap semua pihak, khususnya keluarga, dapat memanfaatkan setiap 26 April untuk melakukan latihan. Doni mengajak masyarakat melakukan latihan secara serentak, dengan ditandai bunyi seperti kentongan, sirine maupun lonceng pada pukul 10.00 waktu setempat.
“Lakukan evakuasi mandiri ke tempat aman terdekat. Mari kenali ancaman bencana di sekitar kita,” kata Doni melalui pesan video, Kamis (22/4/2021).
Pasalnya, bencana alam merupakan ancaman nyata kepada setiap individu yang berada di Indonesia. Lebih dari 1.000 bencana terjadi dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai lebih dari 470 jiwa pada awal tahun hingga April 2021. Dengan begitu, jelasnya, ancaman bahaya perlu disikapi kemampuan individu yang diasah melalui latihan kebencanaan.
Doni juga berharap setiap individu dapat memahami risiko bencana sehingga ini dapat menumbuhkan budaya sadar bencana. “Tingkatkan budaya sadar bencana agar kita dapat mengurangi korban jiwa dan kerugian harta benda,” lanjut Doni.
Pelaksanaan HKB pada tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan latihan tahun ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Namun, ini menjadi momentum dalam melatih setiap individu dengan penerapan protokol kesehatan di saat menghadapi ancaman bencana.
Baca Juga
Di sisi lain, HKB dengan tema Siap Untuk Selamat merupakan kesempatan kepada setiap individu, keluarga, komunitas, masyarakat dan institusi untuk berlatih bersama menghadapi ancaman bahaya. Secara khusus, BNPB berharap dalam HKB kali ini masyarakat dan semua pihak memfokuskan pada uji sistem peringatan dini dan latihan evakuasi.
Sementara itu, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan menyampaikan, kegiatan HKB diharapkan dapat mendorong keluarga dan masyarakat memiliki karakter budaya sadar bencana.
Lilik mengatakan, perlu strategi komprehensif untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan keluarga dan masyarakat, dalam menghadapi ancaman bencana. Menurutnya, langkah pencegahan bencana berupa peningkatan kesiapsiagaan dapat berawal dari unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga.
“Sehingga setiap orang dalam keluarga tersebut dapat menyelamatkan diri sendiri dan lingkungan sekitar apabila terjadi bencana,” ujarnya.
Di samping latihan evakuasi, keluarga dapat melakukan Latihan lain, seperti menyusun rencana darurat keluarga, melihat secara bersama akses evakuasi dari dalam rumah yang aman, mengetahui fisik bangunan tempat tinggal dan upaya pengamanan apabila terjadi banjir atau gempa bumi, atau memanfaatkan aplikasi dalam mengidentifikasi risiko melalui InaRISK.
Keluarga tangguh tak hanya ditentukan dari pengetahuan kebencanaan tetapi juga latihan. BNPB berharap individu tangguh sejak dini dimulai dari lingkup keluarga.