Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petinggi DPR Duga Ada Orang Kuat yang Bantu Pasokan Senjata ke KKB

Wakil Ketua DPR M. Azis Syamsuddin meminta agar Polri segera investigasi peran pihak-pihak yang terlibat bersama Paniel Kogoya, tersangka penyuplai senjata api ke KKB di Papua.
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin./Antara
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR M. Azis Syamsuddin menduga ada orang kuat yang mendukung pembelian senjata oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Oleh karena itu, legislator dari daerah pemilihan Lampung II ini meminta agar Polri segera investigasi peran pihak-pihak yang terlibat bersama Paniel Kogoya, tersangka penyuplai senjata api ke KKB Nduga, Intan Jaya, Papua. Seperti diketahui, dana sebesar Rp1,1 miliar dikeluarkan oleh Paniel Kogoya untuk membeli empat pucuk senjata api.

“Saya menduga ada orang kuat yang mem-back up pembelian senjata untuk KKB. Apalagi informasi yang kita ketahui, pembelian senjata itu dengan cara berkomunikasi dengan terpidana Didy Chandra Warobay saat ini mendekam di LP Nabire," ungkap Azis Syamsuddin, seperti dilansir laman resmi DPR, Rabu (21/4/2021).   

Politisi Partai Golkar itu memerinci, peran Didy Chandra Warobay yang saat ini mendekam di Lembaga Permasyarakatan Nabire perlu diselidiki terkait transaksi senjata api. Menurutnya, muncul juga kecurigaan adanya penyumbang lain yang turut transaksi pembelian senjata itu yang berasal dari Ges Gwijangge, anggota kelompok Egianus Kogoya.

“Jika dilihat hubungan antara Paniel Kogoya dan Didy Chandra Warobay ini sangat kuat. Komunikasi baik ke dalam maupun ke luar sel bisa begitu masif. Artinya, ada pihak lain yang ikut membantu proses suplai hingga transaksi. Selain itu, kecurigaan adanya penyumbang lain [Ges Gwijangge] yang ikut membantu pembelian senjata itu. Saya minta Polisi menyelidiki temuan ini," jelasnya.

Terkait prajurit TNI AD yang membelot akibat pengaruh KKB, hingga saat ini masih dalam proses pengejaran. Oknum prajurit TNI yang membelot berinisial LYM yang berpangkat terakhir pratu.

Oknum tersebut adalah anggota Batalyon Infanteri 410/Alugoro. Menurut Azis, kejadian ini harus menjadi evaluasi bagi institusi TNI AD.

“Terungkapnya LYM, salah satu prajurit yang membawa 70 butir amunisi beserta magasin saat kabur dari posnya pada Februari 2021 juga menjadi catatan bahwa pengaruh KKB dalam personel TNI cukup mengkhawatirkan. Ini baru satu oknum, bagaimana jika ada tiga atau empat prajurit yang terlibat," jelas Azis.

Secara tegas, DPR melalui pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Korpolkam) itu memberi apresiasi sekaligus mendukung TNI dan Polri. Baginya, baik TNI dan Polri berkomitmen melakukan investigasi transaksi senjata api dan pengejaran terhadap oknum prajurit yang tergabung dalam KKB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper