Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyumas dan Sekitarnya Berpotensi Gempa Magnitudo 6,6? Ini Kata Ahli

Berdasarkan catatan, pada 14 Februari 1976 terjadi gempa dengan episenter di Purwokerto dengan kekuatan 5,6 magnitudo.
Grafik hasil pencatatan seismometer/seismograf, alat pencatat besaran gempa bumi./Reuters
Grafik hasil pencatatan seismometer/seismograf, alat pencatat besaran gempa bumi./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan sekitarnya berpotensi mengalami gempa hingga 6,6 magnitudo lantaran adanya sesar aktif di kawasan tersebut.

Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Jawa Tengah, Setyoajie P. menjelaskan gempa itu berpotensi karena ada Sesar Ajibarang yang dekat wilayah Banyumas.

“Potensi gempa yang terjadi hingga 6,6 magnitudo,” ujarnya dalam acara webinar bertajuk 'Menguak Jejak Megatrust dan Sesar Aktif di Banyumas Raya', Selasa (20/4/2021).

Menurutnya, di Indonesia terdapat 295 sesar aktif. Tujuh di antaranya terletak di Jawa Tengah, yaitu Baribis, Kendheng, Ajibarang, Merapi Merbabu, Muria, Pati/ Lasem, Ungaran 1 dan Ungaran 2.

Setyoajie menjelaskan bahwa ada zona seismic gap di wilayah Banyumas. Zona tersebut merupakan zona relatif aktif secara teknonik, tetapi jarang terjadi gempa signifikan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Dia mengatakan, berdasarkan data gempa 2008-2021, memang Banyumas tercatat tidak terlalu banyak gempa terjadi dibandingkan wilayah lain, Sumatera misalnya. “Ini karena karakteristik itu relatif sedikit, gempanya kecil dan dangkal,” kata Setyoajie.

Namun, pada periode tersebut terdapat loncatan aktivitas kegempaan di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, khususnya dalam lima tahun terakhir, dan potensi kejadian gempa bumi cenderung meningkat.

“Hal ini mendorong BMKG membuat rekomendasi ke pemda agar upaya mitigasi perlu segera ditingkatkan,” sambungnya.

Sebagai informasi, Setyoajie menambahkan, ada beberapa gempa besar yang mengguncang Banyumas dan sekitarnya. Pada 13 Agustus 1863 terjadi gempa dengan VI skala mercalli atau MMI—satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi—yang merusak pabrik gula.

Pada 27 Maret 1871 juga gempa berkekuatan VI MMI mengguncang Banyumas. Pada 14 Februari 1976 episenter di Purwokerto dengan kekuatan M 5,6, yang dirasakan di Ajibarang, Kedungbanteng, Tegal, Brebes, Pekalongan, Magelang, dan Semarang.

Selain itu gempa yang terjadi pada 20 Januari 2014 episenter di Kebumen berkekuatan M 6,5 yang merusak 125 rumah di Banyumas. “Itu empat gempa paling merusak Banyumas dan sekitarnya,” kata Aji.

Sementara itu, ada sejarah terjadinya tsunaminya sekitar 600 tahun lalu di selatan Jawa dan DIY Yogyakarta. Gelombangnya, kata Setyoajie, lebih tinggi dibanding tsunami yang terjadi di Pangandaran pada 2006. Tsunami terjadi lagi pada 4 Januari 1840, berlanjut pada 20 Oktober 1859, 11 September 1921, dan 17 Juni 2006.

“Di sisi selatan Jawa merupakan zona subduksi. Hal ini merupakan bukti bahwasanya selatan Jawa Tengah rawan gempa dan tsunami,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper