Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Dalam Negeri merilis data statistik terbaru terkait jumlah penduduk yang sudah melaporkan golongan darahnya. Tercatat sebanyak 37.903.423 penduduk telah melaporkan golongan darah mereka.
Perinciannya sebanyak 7.926.326 jiwa memiliki golongan darah A; 8.036.227 bergolongan darah B; sebanyak 3.175.187 bergolongan darah AB. Selanjutnya, sebanyak 16.878.049 penduduk memiliki golongan darah O; 640.844 jiwa bergolongan darah A+; 37.898 jiwa golongan darahnya A-; 358.837 golongan darah B+; 25.290 jiwa memiliki golongan darah B-; 113.962 jiwa golongan darahnya AB+; 44.090 jiwa bergolongan darah AB-; 328.149 jiwa bergolongan darah O+; dan 338.564 penduduk bergolongan darah O-.
Menurut Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh, pihaknya kini sudah memiliki data bank darah yang bisa digunakan oleh banyak pihak. Yang menarik, kata Dirjen Zudan, dalam statistik kependudukan, penduduk terbanyak bergelar doktor atau S3 adalah penduduk bergolongan darah O.
"Bila gelar doktor disamakan dengan penduduk yang cerdas, maka yang bergolongan darah O di Indonesia itu cerdas-cerdas. Persentasi penduduk bergelar doktor itu terbanyak bergolongan darah O. Pemilik golongan darah O jumlahnya ada lebih 16 juta penduduk," ujarnya melalui siaran pers Ditjen Dukcapil, Sabtu (17/4/2021).
Bagi Palang Merah Indonesia, kata Zudan, informasi golongan darah penduduk akan mempermudah bagi PMI untuk merencanakan wilayah prioritas donor darah tertentu sebab informasi golongan darah penduduk tersedia dengan akurat by name by address di database kependudukan Dukcapil.
"Juga penting bagi rumah sakit apabila memerlukan golongan darah bagi pasiennya," tuturnya.