Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan laju kecepatan vaksinasi Indonesia sudah cukup baik, tercepat nomor empat di antara negara non-produsen vaksin meskipun masih ada halang rintang ke depan yang berpotensi menghambat laju program vaksinasi Covid-19.
Menkes Budi mengatakan bahwa saat ini hampir 60 negara di dunia sudah memulai program vaksinasi. Dari seluruh negara, termasuk yang memproduksi vaksin Covid-19, kecepatan vaksinasi Indonesia berada di urutan kedelapan.
“Jadi sedikit di bawah Jerman, Turki, Brasil, Inggris, India, dan Amerika,” kata Menkes dalam Rapat Koordinas bersama Komisi IX DPR RI, Kamis (8/4/2021).
Sementara itu, jika dilihat dari negara-negara yang tidak memproduksi vaksin, Indonesia berada di posisi keempat dunia. Lebih tinggi dari Prancis, Italia, Chili, Spanyol, Israel, Uni Emirat Arab, Singapura, Kanada, Jepang, Korea Selatan dan banyak negara lain.
“Indonesia beruntung karena sudah lobby cukup awal ke beberapa negara berbeda,” ujarnya.
Menkes menerangkan, program vaksinasi di Indonesia sudah berjalan sesuai rencana dengan penyuntikkan vaksin hingga Rabu (7/4/2021), sudah sekitar 13,7 juta dosis yang diberikan ke lebih dari 9 juta orang.
Budi menyebut, kecepatan vaksinasi yang sudah mencapai nomor 4 dari negara-negara yang tidak memproduksi vaksin ini banyak terbantu karena vaksinasi ini bukan hanya jadi program tapi jadi gerakan nasional.
Semua komponen bangsa, baik lembaga sosial, keagamaan, pendidkan dan sebagainya sudah membantu pemerintah melakukan vaksinasi.
Kendati demikian, dengan adanya embargo vaksin dari India, ada kemungkinan target pemerintah untuk merampungkan vaksinasi kepada 70 persen penduduk pada tahun ini bisa meleset. Hal itu disebabkan karena pasokan vaksin berpotensi terganggu.
Menanggapi hal ini, Budi menegaskan, terutama kepada Pemerintah Daerah agar pasokan vaksin yang ada diprioritaskan untuk diberikan kepada lansia terlebih dahulu, karena lansia menjadi kelompok dengan fatalitas atau tingkat kerentanan pada kematian tertinggi dibandingkan kelompok lain.
“Belum semua kabupaten kota yang memprioritaskan lansia, umumnya kalah dengan tenaga pelayanan publik. Khusus untuk lebaran, karena semua ingin bertemu orang tua, padahal itu sangat berbahaya dan bisa membuat fatal, makanya vaksinasi ini kita prioritaskan ke kota-kota yang banyak lansianya, sehingga lansia di kota-kota ini akan kita prioritaskan,” ujarnya.