Bisnis.com, JAKARTA — Filipina menuding China hendak menduduki lebih banyak wilayah di Laut China Selatan seiring kehadiran milisi maritim di wilayah karang yang disengketakan.
Kecaman tersebut dinyatakan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana sebagai reaksi terhadap pernyataan Kedutaan Besar China di Manila pada Sabtu (3/4/2021) yang menggambarkan bahwa perairan di sekitar Whitsun Reef adalah tempat penangkapan ikan tradisional dan bagian dari Kepulauan Nansha China.
“[China telah] melakukan ini sebelumnya di wilayah lain yang diperebutkan seperti Scarborough Shoal [dan] dengan berani melanggar kedaulatan Filipina," kata Lorenzana dilansir dari Bloomberg pada Minggu (4/4/2021).
Awalnya Filipina mengeluarkan protes diplomatik formal ke China setelah kemunculan ratusan kapal ikan berbendera China di perairan Whitsun Reef. Namun, pernyataan Lorenzana tersebut menunjukkan sikap yang lebih keras dari Pemerintah Filipina.
Menurutnya, kehadiran China meningkatkan kekhawatiran akan penangkapan ikan yang berlebihan dan keselamatan navigasi. Dalam pernyataan terpisah pada Sabtu, Lorenzana juga membantah alasan China yang mengatakan bahwa kapal-kapal itu berlindung dari angin dengan mengatakan cuaca di daerah tersebut baik.
Di bawah kepemimpinan Presiden Rodrigo Duterte, Filipina telah membangun hubungan dengan China dan tetap bersekutu dengan AS.
Pada akhir Maret, AS mengungkapkan kekhawatirannya akan kehadiran kapal ikan China di dekat karang yang disengketakan. Menurutnya, Beijing menggunakan milisi maritim untuk mengintimidasi, memprovokasi, dan mengancam bangsa lain.