Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat mendukung dan menguatkan perusahaan-perusahaan yang akan memutuskan kerja sama dengan Xinjiang karena dugaan kerja paksa terhadap suku Uighur.
Dilansir dari South China Morning Post, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jalina Porter mengungkapkan pihaknya memuji dan mendukung perusahaan yang mengambil langkah tersebut.
"Dan memastikan bahwa produk yang kami konsumsi tidak dibuat dengan kerja paksa," katanya, Jumat (26/3/2021) waktu setempat.
Dia menambahkan pemerintahan Paman Sam di bawah Biden sangat ingin memastikan bahwa perusahaan Amerika Serikat mematuhi hukum Amerika Serikat, termasuk masalah pekerja.
"Tidak dengan cara apa pun mendukung kerja paksa," katanya.
Dalam pertemuan terpisah, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki menyerukan kepada komunitas internasional untuk menentang langkah China yang membungkam kebebasan berekspresi dan menghambat praktik bisnis yang etis.
Baca Juga
Sementara itu, media China telah menyerukan boikot terhadap peritel multinasional H&M, Nike dan Adidas, New Balance, Burberry serta anggota lain dari Better Cotton Initiative (BCI) yang telah menyuarakan keprihatinan atau berjanji untuk tidak menggunakan komponen rantai pasok yang diproduksi di Xinjiang.