Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peringatkan AS, Khamenei: Iran Tak Buru-Buru Lanjutkan Perjanjian Nuklir

Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei menyoroti kebijakan pemerintahan Amerika Serikat di bahwa kepemimpinan Biden yang mempertahankan sanksi sejak era Donald Trump.
Petugas keamanan berdiri di depan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr, sekitar 1.200 kilometer (km) selatan Teheran, Iran, Sabtu (21/8/2010)./Reuters-Raheb Homavandi
Petugas keamanan berdiri di depan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr, sekitar 1.200 kilometer (km) selatan Teheran, Iran, Sabtu (21/8/2010)./Reuters-Raheb Homavandi

Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan Amerika Serikat untuk mencabut sanksi terhadap negaranya. Khamenei pun menyatakan bahwa negaranya tidak terburu-buru melanjutkan kembali kesepakatan nuklir.

Dalam peringatan tahun baru Persia, Khamenei menyoroti kebijakan pemerintahan Biden yang mempertahankan sanksi dan melanjutkan kebuntuan yang sudah berlangsung selama 3 tahun sejak Presiden Donald Trump keluar dari kesepakatan multilateral terkait nuklir pada 2015.

“Kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan, tetapi kita tidak perlu terburu-buru juga...Kita sudah bersabar dan akan melanjutkan urusan kita sendiri. Jika mereka menerima dan mengimplementasikan keinginan kita, semua akan diperbaiki. Jika tidak, keadaan akan tetap seperti sebelumnya dan tidak ada yang salah dengan itu,” katanya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (22/3/2021).

Seperti diketahui, AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran setelah presiden saat itu Donald Trump keluar dari kesepakatan tersebut pada 2018.

Kesepakatan atau perjanjian yang ditandatangani di Wina pada 2015 itu pada intinya mengikat Iran untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi internasional secara bertahap.

Kendati begitu, sejak AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian dan menerapkan kembali sanksi sebagai bagian dari 'tekanan maksimum; terhadap Teheran, Iran telah meningkatkan pekerjaan nuklirnya dengan melanggar JCPOA.

Khamenei menepis perselisihan antara Washington dan Teheran mengenai siapa yang harus lebih dulu kembali ke kewajibannya dalam perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang berisi komitmen Iran untuk mengurangi cadangan uraniumnya.

“Bukan masalah siapa yang harus lebih dahulu. Kami percaya dengan Amerika dan memenuhi komitmen kami dalam kesepakatan nuklir, tetapi mereka tidak,” ujarnya. Dia menambahkan, janji Washington tidak berarti bagi Iran.

Khamenei menegaskan kembali bahwa Teheran siap untuk kembali ke persyaratan awal pada kesepakatan nuklir jika AS secara nyata mencabut sanksi.

Pernyataan tersebut memberikan sinyal krusial bagi Teheran dan Washington terkait dengan harapannya pada pemerintahan selanjutnya mengingat Pemilu akan segera dilakukan pada Juni.

Khamenei yang merupakan pemimpin negara dan opininya memiliki pengaruh langsung kepada pemerintahan mengatakan, dia akan mendukung kandidat presiden yang ",saleh, mencari keadilan dan memiliki kredensial revolusioner yang kuat.”

Pernyataan itu menjadi indikasi kuat bahwa dia menginginkan seseorang garis keras yang mampu mengamankan kesepakatan nuklir dan seseorang yang mendukung pihak yang bermusuhan tentang keterlibatan dengan AS.

Pada Minggu, Rouhani yang memasuki akhir masa jabatan mengatakan dia mengharapkan ada keringanan sanksi sebelum lengser.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper