Bisnis.com, JAKARTA - Brasil melaporkan rekor satu hari 90.303 kasus baru Covid-19 setelah negara Amerika Selatan itu terus bergulat dengan meningkatnya infeksi dan kematian akibat Virus Corona.
Kementerian kesehatan Brasil mengatakan kemarin bahwa 2.648 kematian tambahan tercatat selama periode 24 jam sebelumnya, sehingga menjadikan kematian total di negara itu lebih dari 282.000 orang atau kedua tertinggi setelah Amerika Serikat (AS).
Menteri kesehatan Brasil mengatakan, akan mengikuti rencana Bolsonaro saat Covid-19 melonjak di Brasil. Pasalnya, sehari sebelumnya, Brasil mencatat 2.841 kematian tambahan yang juga merupakan rekor satu hari.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengendalikan lonjakan pandemi karena ketidakpuasan publik atas penanganan krisis yang semakin meningkat.
Awal pekan ini, pemimpin sayap kanan itu menunjuk menteri kesehatan baru, Marcelo Queiroga. Ahli jantung itu menggantikan Eduardo Pazuello, seorang jenderal angkatan darat yang dikritik karena tidak memiliki pengalaman medis.
Bolsonaro sejak awal skeptis terhadap Covid-19 dan telah menghindari tindakan kesehatan masyarakat seperti pemakaian masker dan jarak sosial. Pada awal pekan ini, dia mengatakan Brasil memasuki "fase yang lebih agresif" dalam perang melawan virus.
Hal itu disampaikan Queiroga. Menurutnya, presiden telah menjanjikan kepadanya "otonomi" dalam kebijakan pandemi.
“Kami berencana untuk mengurangi jumlah kematian dengan dua poin utama: kebijakan jarak sosial untuk mengurangi penyebaran virus, dan memperluas kapasitas rumah sakit kami,” kata Queiroga dalam konferensi pers seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (18/3/2021).
Pihaknya percaya pada penelitian dan sains. Sementara itu, survei terbaru menemukan bahwa sebagian besar orang Brasil tidak setuju dengan tanggapan Bolsonaro terhadap krisis Covid-19. Jajak pendapat Datafolha yang dirilis Selasa (16/3/2021) malam menunjukkan 54 persen orang Brasil memandang penanganan pandemi oleh presiden buruk atau mengerikan.