Bisnis.com, JAKARTA – Baru-baru ini warganet di Facebook dihebohkan dengan kabar bahwa vaksin dari Sinovac, yang saat ini digunakan oleh pemerintah untuk vaksinasi Covid-19 adalah vaksin untuk ayam.
Menampik kabar tersebut, Satgas Penanganan Covid-19 menerangkan, bahwa kabar tersebut tidak benar dan tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac.
Sebelumnya, akun Facebook Lois Lois (fb.com/100060624750848) pada 9 Maret 2021 mengunggah sebuah tangkapan layar artikel berjudul “Guru di Kota Tegal Meninggal Usai Divaksin Sinovac”.
Dalam unggahannya akun tersebut menuliskan, bahwa kode barcode vaksin asli sudah ditukar oleh farmasi sebagai vaksin plasebo.
Selain itu, akun tersebut juga menyebutkan cepatnya vaksin Covid-19 dibuat karena vaksin yang sebenarnya diperuntukkan untuk ayam.
Faktanya, vaksin Sinovac ditujukan untuk memberi perlindungan terhadap manusia dari infeksi Covid-19. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus.
Baca Juga
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari menjelaskan, bahwa barcode vaksin melalui satu sistem yang sama sejak selesai diproduksi di China hingga disuntikkan kepada penerima vaksin.
Sistem satu pintu ini diterapkan untuk memudahkan pelacakan dan distribusi serta mencegah pemalsuan terhadap sebuah vaksin.
“Tidak sesederhana itu [untuk menukar kode vaksin Sinovac],” kata Hindra pada keterangan resmi tersebut.
Mengutip keterangan Komnas KIPI, sampai saat ini jumlah KIPI juga hanya sebanyak lima kasus per 10.000 suntikan. Itu pun hanya berupa gejala yang ringan, seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, atau jantung berdebar.
Selain itu, Indonesia juga bukan satu-satunya pengguna vaksin Sinovac. Masih ada tiga negara lainnya yang menggunakan vaksin Sinovac, yakni Chili, Brasil, dan Turki.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan ada enam tahap yang biasanya diperlukan dalam pengembangan vaksin, yakni eksplorasi, pra-klinis, pengembangan klinis, tinjauan peraturan dan persetujuan, produksi, dan kontrol kualitas.
Menurut Hindra, vaksin Sinovac ditujukan bagi manusia, sesuai tahap uji klinis yang dilakukan terhadap manusia meskipun, sebelum uji klinis tersebut, dilakukan uji coba terhadap binatang.
“Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Demikian juga, tidak ada publikasi yang menyebutkan bahwa ayam-ayam mati setelah divaksin Sinovac,” kata Hindra.