Bisnis.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 memaparkan bahwa kematian akan meningkat tajam pada momen libur panjang. Kematian bahkan dapat mencapai 2.000 orang per bulan.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan hal tersebut terlihat dari data selama setahun terakhir sejak munculnya kasus pertama pada 2 Maret 2020.
“Implikasi kematian pada setiap event libur panjang yang terjadi sepanjang 1 tahun ke belakang di bulan-bulan tanpa libur panjang. Jumlah orang yang meninggal 50-900 orang per bulan, sementara bulan-bulan dengan libur panjang meningkat tajam jadi 1.000-2.000 orang,” katanya dala konferensi pers, Jumat (12/3/2021).
Pada awal wabah menyebar, angka kematian Covid-19 meningkat hingga 70 persen lalu turun pada Juli-Agustus 2020 setelah penerapan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Namun pada September angka kematian meningkat signifikan sebesar 46 persen atau 1.048 kematian yang dikontribusikan dari libur panjang tanggal 15-17 Agustus dan 20-23 Agustus 2020.
Jumlah kematian akibat Covid-19 kembali tercatat melonjak pada Desember 2020 dan Januari 2021, seiring dengan libur panjang natal dan tahun baru. Kenaikan pada November 2020-Januari 2021 sebesar 4.252 kematian atau meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan dengan Oktober.
Baca Juga
Untuk itu, Wiku menegaskan bahwa keputusan tetap berlibur panjang saat pandemi adalah keputusan yang tidak bijak karena secara langsung akan berdampak pada jumlah orang yang meninggal akibat terpapar Covid-19.
“Dalam 1 bulan, kita bisa kehilangan lebih dari 1.000 nyawa hanya karena memilih untuk melakukan perjalanan dan berlibur. Untuk itu, karena kita baru memulai 2021, hendaknya pemerintah dan masyarakat belajar memutuskan lebih bijaksana.”
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun