Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Baterai Mobil Listrik, Tesla Pilih Nikel dari Kaledonia Baru

Pembuat mobil listrik itu akan membantu dengan produk dan standar keberlanjutan dan membeli nikel untuk produksi baterai, menurut sebuah perjanjian dengan pemerintah Kaledonia Baru.
Elon Musk, pendiri SpaceX dan chief executive officer Tesla Inc., saat tiba di acara penghargaan Axel Springer di Berlin, Jerman, belum lama ini/Bloomberg
Elon Musk, pendiri SpaceX dan chief executive officer Tesla Inc., saat tiba di acara penghargaan Axel Springer di Berlin, Jerman, belum lama ini/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Tesla pada hari Kamis, 4 Maret 2021, setuju untuk bermitra dengan tambang nikel di Kaledonia Baru dalam upaya mengamankan lebih banyak sumber daya tersebut, yang merupakan kunci dalam produksi baterai lithium-ion di mobil listrik, Reuters melaporkan.

Kaledonia Baru adalah produsen nikel terbesar keempat di dunia. Material tersebut juga sebagian besar ditambang di Rusia, Kanada, dan Indonesia.

Tesla diperkirakan menjadi penasihat industri di tambang Goro di pulau Pasifik, yang dimiliki oleh raksasa pertambangan Brasil Vale dan merupakan wilayah luar negeri Prancis.

Pembuat mobil listrik itu akan membantu dengan produk dan standar keberlanjutan dan membeli nikel untuk produksi baterai, menurut sebuah perjanjian dengan pemerintah Kaledonia Baru.

Langkah tersebut dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang permintaan nikel, karena percepatan produksi kendaraan listrik dapat menyebabkan pasokan yang rendah.

"Nikel adalah perhatian terbesar kami untuk meningkatkan produksi sel lithium-ion," tweet Elon Musk, CEO Tesla, pada 25 Februari.

Ini menggemakan tweetnya Juli lalu: "Nikel adalah tantangan terbesar untuk baterai jarak jauh volume tinggi." Musk menambahkan bahwa produksi nikel di Australia, Kanada, dan Indonesia berjalan baik, tetapi di AS secara obyektif sangat timpang.

Telah terjadi kerusuhan besar di wilayah tersebut sejak Vale dan negara Prancis memutuskan untuk menjual tambang nikel ke pedagang komoditas Swiss Trafigura pada awal Desember. Hal ini memicu pemogokan dan protes dari kelompok pro-kemerdekaan, yang memaksa Vale untuk menutup situs tersebut pada bulan yang sama.

Perjanjian yang dikutip oleh Reuters menunjukkan bahwa kesepakatan baru itu berarti 51 persen saham dalam operasi Vale dapat dipegang oleh otoritas provinsi Kaledonia Baru dan kepentingan lokal lainnya. Trafigura diperkirakan memiliki 19 persen saham - kurang dari 25 persen yang direncanakan dalam perjanjian penjualan awal dengan Vale.

Tesla tidak akan memiliki saham, hanya kemitraan yang akan mengamankan rantai pasokan baterai listriknya saat meningkatkan produksi. "Tugas kami sekarang adalah menyelesaikan setiap dan semua item yang belum terselesaikan untuk memungkinkan transaksi secara resmi diselesaikan," kata Vale dalam pernyataan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper