Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya buka suara soal adanya gerakan yang berupaya untuk mendongkel kepemimpinan yang sah di partai tersebut.
SBY menyebut ada gerakan dan pemufakatan jahat untuk merusak Partai Demokrat, dan berupaya untuk merebut kepemimpinan yang sah yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia menyatakan gerakan itu terjadi di tengah upaya pemimpin dan kader Demokrat untuk memperjuangkan masa depan partai.
"Bagai halilintar di siang bolong ada gerakan dan pemufakatan jahat untuk merusak Partai Demokrat, saya yakin saudara semua telah mendengar semuanya ada gerakan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang selanjutnya kita sebut GPK-PD," kata SBY saat menyampaikan arahan melalui video yang ditayangkan melalui Youtube Partai Demokrat, Rabu (24/2/2021).
Lebih lanjut, SBY menyebut gerakan yang ingin mengambil alih kepemimpinan di Partai Demokrat ini bertujuan untuk menggantikan kepemimpinan AHY dengan orang luar yang bukan kader Demokrat.
Presiden ke-6 RI ini menyebut bahwa orang luar itu bersengkongkol dengan segelintir kader dan mantan kader Demokrat yang bermasalah.
SBY pun dengan tegas menyampaikan pesan kepada orang luar atau gerakan yang mencoba mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat.
"Saya katakan dengan jelas dan tegas bahwa Partai Demokrat not for sale, partai kami bukan untuk diperjualbelikan, walaupun demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi kami tidak tergiur dengan uang anda seberapapun besarnya," ujarnya.
SBY menyatakan jika gerakan tersebut berhasil melancarkan aksinya, maka besar kemungkinan seluruh kepengurusan Partai Demokrat di Indonesia juga akan diobrak-abrik.
"Kalau gerakan ini berhasil karena ada yang ingin membeli partai kita dan kemudian ada fasiltatornya, partai kita bisa mengalami kegelapan," ucap SBY.
SBY juga mengaku tidak percaya bahwa orang luar yang hendak mendongkel kepemimpinan AHY itu mencintai Partai Demokrat. Pasalnya, dia sama sekali tidak memiliki jasa pada partai tersebut.
"Saya tidak percaya kalau orang luar yang hendak mendongkel kepemimpinan partai kita itu yang kebetulan seorang pejabat tinggi yang memiliki kekuasaan di pemerintahan sungguh mencintai partai kita. Saya juga tidak yakin orang itu mau berkorban demi kita semua, karena tidak ada darah dan keringatnya, tidak ada jasa dan tidak ada pula pengorbanannya, yang diinginkannya hanya kekuasaan semata," ungkap SBY.