Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Hasil Pemilu Myanmar yang Picu Aksi Kudeta oleh Militer

Partai berkuasa yang dipimpin Aung San Suu Kyi, NLD, mengklaim kemenangan besar sebanyak 83 persen suara yang memungkinkan partai tersebut untuk membentuk pemerintahan.
Ilustrasi - Pendukung Suu Kyi membawa spanduk saat berkumpul di halaman markas NLD di Yangon untuk menyaksikan hasil pemungutan suara yang ditayangkan televisi (8/11/2015)./Reuters-Soe Zeya Tun
Ilustrasi - Pendukung Suu Kyi membawa spanduk saat berkumpul di halaman markas NLD di Yangon untuk menyaksikan hasil pemungutan suara yang ditayangkan televisi (8/11/2015)./Reuters-Soe Zeya Tun

Bisnis.com, JAKARTA - Militer Myanmar mengumumkan status kedaruratan di negara tersebut usai mereka melakukan penahanan terhadap para pemimpin senior di pemerintahan, termasuk kepada Aung San Suu Kyi.

Pengumuman itu menyusul ketegangan politik yang memburuk selama beberapa hari dan meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan kudeta militer, dan menjelang beberapa jam sebelum sesi baru parlemen dimulai.

Dalam sebuah video yang disiarkan di saluran televisi milik militer, disebutkan bahwa kekuasaan telah diserahkan kepada pimpinan pasukan bersenjata, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Pihak militer Myanmar menyebut aksi tersebut dilakukan sebagai merespons kecurangan pemilu yang dihelat pada tahun lalu. Pemilu tersebut merupakan pemungutan suara demokratis kedua di negara itu sejak berakhirnya pemerintahan militer langsung pada 2011.

Partai berkuasa yang dipimpin Aung San Suu Kyi, NLD, mengklaim kemenangan besar sebanyak 83 persen suara yang memungkinkan partai tersebut untuk membentuk pemerintahan. 

Di sisi lain, Partai Pembangunan dan Solidaritas Persatuan yang didukung militer memenangkan 33 kursi dari prediksi mereka sebanyak 476 kursi. Akibatnya, partai militer mengancam melakukan kudeta jika investigasi Pemilu November 2020 tidak dilakukan.

Berdasarkan catatan Bisnis, pada pertengahan November 2020, seperti dikutip dari Channel News Asia, NLD berhasil memenangkan cukup kursi parlemen untuk membentuk pemerintahan di Myanmar berikutnya. Hal ini terkonfirmasikan dari hasil pemilihan umum resmi yang dirilis pada hari Jumat (13/11/2020).

Hasil terbaru dari pemungutan suara hari Minggu (8/11/2020) mengonfirmasikan NLD telah mengamankan 322 kursi di badan legislatif bikameral yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan. NLD telah mengambil 346 kursi dari 412 kursi yang telah diumumkan, dengan hasil dari 64 kursi lagi belum diumumkan.

Seperti diketahui, Aung San Suu Kyi, pernah memimpin Myanmar yang menderita hampir 50 tahun di bawah isolasi dan tekanan pemerintahan militer yang ketat. Bertahun-tahun, peraih Nobel Perdamaian ini menjadi tahanan rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper