Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia telah mengakibatkan turunnya angka imunisasi, bahkan organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) dan Organisasi PBB untuk Anak-anak (UNICEF) menyebutkan penurunan yang sangat signifikan ini terjadi untuk pertama dalam 28 tahun terakhir.
Petugas kesehatan Puskesmas Kopelma Darussalam mempersiapkan vaksin imunisasi sebelum mendatangi para balita secara langsung di rumah mereka di Desa Rukoh, Banda Aceh, Aceh. Antara/Irwansyah Putra
Petugas kesehatan Puskesmas Kopelma Darussalam mempersiapkan vaksin imunisasi sebelum mendatangi para balita secara langsung di rumah mereka di Desa Rukoh, Banda Aceh, Aceh. Antara/Irwansyah Putra
WHO dalam siaran pers pada pertengahan Juli lalu menyebutkan bahwa empat bulan pertama pada tahun 2020 menunjukkan adanya penurunan signifikan dari jumlah anak yang menyelesaikan tiga dosis vaksin difteri, pertusis, dan tetanus (DPT).
Petugas kesehatan Puskesmas Kopelma Darussalam yang mengenakan alat pelindung diri (APD) guna mencegah penularan Covid-19 menaiki sepeda motor untuk mendatangi para balita yang akan diimunisasi di rumah mereka di Desa Rukoh, Banda Aceh, Aceh. Antara/Irwansyah Putra
Penurunan jumlah imunisasi terhadap anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita) tersebut telah mendorong para tenaga medis pusat kesehatan masyarakat (puskemas) di Kota Banda Aceh termasuk puskesmas Kopelma Darussalam untuk berupaya meningkatkan kembali jumlah imunisasi dengan sistem jemput bola atau mendatangi langsung ke rumah balita untuk memberikan vaksin Hepatitis B, Polio, BCG, DPT dan Campak.
Petugas kesehatan dari Puskesmas Ulee Kareng (kiri) mensosialisasikan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah guna mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di sela pelaksanaan imunisasi balita di Desa Ilie, Banda Aceh, Aceh. Antara/Irwansyah Putra
Petugas kesehatan dari Puskesmas Ulee Kareng (kanan) berbincang dengan orang tua balita setelah memberikan vaksin imunisasi di Desa Rukoh, Banda Aceh. Antara/Irwansyah Putra
Penanggung jawab bagian imunisasi UPTD Puskesmas Kopelma Darussalam Nurhafifah mengakui terjadinya penurunan angka imunisasi sejak terjadinya pandemi Covid-19. Ia menyebutkan hingga akhir triwulan III 2020 imunisasi di wilayahnya baru terealisasi 37 persen sementara triwulan yang sama tahun lalu hampir mencapai 70 persen.
Petugas puskesmas Ulee Kareng mengukur tinggi badan balita sebelum memberikan imunisasi di Desa Ilie, Banda Aceh, Aceh. Antara/Irwansyah Putra
Salah satu penyebab penurunan angka imunisasi tersebut adalah kecemasan orang tua untuk membawa anaknya ke puskesmas karena takut terpapar Covid-19.
Petugas imunisasi di puskesmas kemudian berpikir untuk mengatasi ketakutan para orang tua tersebut melalui program “jemput bola” yakni mendatangi langsung balita-balita ke rumahnya untuk memberikan vaksin imunisasi sesuai jadwal.
Petugas kesehatan Puskesmas Ulee Kareng (kiri) menyuntikkan vaksin imunisasi kepada balita di rumahnya di Desa Ilie, Banda Aceh, Aceh. Antara/Irwansyah Putra
Petugas kesehatan puskesmas bersiap menyuntikkan vaksin imunisasi untuk balita di Desa Rukoh, Banda Aceh, Aceh. Antara/Irwansyah Putra
Nurhafifah juga mengatakan, sistem jemput bola itu dinilai sangat efektif untuk meningkatkan kembali angka imunisasi sebagai upaya menjaga kesehatan generasi mendatang.
Agenda imunisasi ke rumah warga juga dimanfaatkan oleh petugas medis untuk memberikan penyuluhan serta mengajak warga agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan Covid-19.